(Baca juga: Tips Beli Kepala Silinder atau Cylinder Head buat Mobil Tua)
Menurutnya, walaupun di Jakarta masyarakatnya beragam tetapi proses edukasi lebih mudah, sementara di daerah butuh proses yang lebih panjang.
“Sekali lagi kita akan kaji lebih dalam penerapan ganjil-genap di Bali, apakah sangat memungkinkan atau tidak diberlakukan saat pertemuan IMF-Bank Dunia,” tambah Menhub.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi juga mengatakan bahwa sejumlah kota besar saat ini juga mengalami kemacetan parah.
Pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah untuk bisa menerapkan ketentuan pelat nomor ganjil-genap demi mengurangi kemacetan.
(Baca juga: Berani Bikin Kabin Sebiru Ini? Enggak Norak Kok)
Dari hasil kunjungannya ke sejumlah daerah, beberapa kepala daerah juga kesulita dalam mengatasi kemacetan di kotanya masing-masing.
Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan kendaraan yang begitu cepat tetapi tak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur jalan raya.
Masih menurut Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi, pelaksanaan sistem ganjil-genap saat Asian Games 2018 lalu ternyata memberikan dampak positif.
Dari data yang ada, kecepatan rata-rata di ruas jalan naik sebesar 44,08 persen, sementara itu kecepatan di ruas jalan alternatif rata-rata naik 2,17 persen.
(Baca juga: Enggak Perlu Cepat Ganti, Segini Umur Pakai Minyak Rem Motor )
Sedangkan jumlah kendaraan yang melintas di ruas jalan dengan sistem ganjil-genap mengalami penurunan rata-rata 20,37 persen.
Dan di ruas alternatif jumlah kendaraan rata-rata naik 6,48 persen, begitu juga untuk jumlah penumpang angkutan umum setelah perluasan kawasan ganjil-genap.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul “Menhub: Ganjil Genap Mungkin DIterapkan di Bali”.