Di negara tersebut, aplikasi Go-Jek diklaim telah diunduh 1,5 juta kali dalam enam minggu dan memiliki 25.000 mitra Go-Jek.
Dalam beberapa waktu ke depan, Go-Viet akan menawarkan fasilitas layanan lain seperti apliaksi Go-Jek di Indonesia, yakni Go-Car, Go-Food, dan Go-Pay.
"Konsumen butuh pilihan lain dan pasar harus lebih kompetitif agar pertumbuhan industri bisa berkelanjutan," ujar CEO Go-Jek, Nadiem Makarim saat meresmikan Go-Viet.
Go-Jek sesumbar akan menambah daftar negara lainnya, yakni Thailand, Singapura, dan Filipina.
(BACA JUGA: Pelajari Tilang Elektronik, Ditlantas Polda Metro Jaya Kirim Anggota Sampai ke China)
Pendanaan terakhir yang diterima Go-Jek adalah 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 22,3 triliun).
Dalam laporannya, Bloomberg menaksir valuasi perusahaan kini mencapai 5 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 74,4 triliun).
Penetrasi Go-Jek ini disebut sebagai langkah untuk menyaingi startup sejenis asal Singapura, Grab yang telah mengakuisisi Uber di wilayah Asia Tenggara.
Artikel serupa telah tayang di Kompas.com dengan judul "Go-Jek Disebut Sedang Menggalang Dana Rp 29 Triliun"