Kurangi Impor Solar, Pertamina Realisasikan 80 Persen Mandatori B20

Dio Dananjaya - Senin, 17 September 2018 | 10:32 WIB

Pertamina telah realisasikan 80 persen mandatori solar B20 (Dio Dananjaya - )

GridOto.com - Perluasan Mandatori Biodiesel 20 persen (B20) yang direalisasikan Pertamina mendapat apresiasi dari Kementerian ESDM.

Dalam kunjungan monitoring implementasi B20 di Terminal BBM Kabil, Batam, Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto melihat langkah percepatan yang dilakukan Pertamina.

"Dalam pemantauan kami perluasan B20 yang dicapai Pertamina sudah 80 persen dari target periode berjalan," katanya dalam keterangan resmi (16/9/2018).

"Saya optimis bisa 100 persen di akhir tahun 2018 nanti," sambung Djoko.

(BACA JUGA: Gak Pakai Mobil, Anies Baswedan Inspeksi Naik Motor Ke Kawasan Apartemen Kalibata)

Sementara itu, Gandhi Sriwidodo, Direktur Logistik, Supply Chain, & Infrastruktur Pertamina, mengatakan selama periode Januari hingga 14 September 2018, Pertamina telah menggunakan FAME untuk campuran Solar sekitar 1,8 juta KL.

Atau 80 persen dari target periode berjalan, yaitu berkisar 2,265 juta KL.

Menurut Gandhi, Pertamina selalu berupaya maksimal dan berkomitmen penuh menjalankan setiap penugasan yang diberikan pemerintah.

Termasuk menjadi penggerak dalam program mandatori B20.

(BACA JUGA: Harapan Drifter Akbar Rais untuk Event Drifting Intersport)

Ia menambahkan, pencampuran FAME ke bahan bakar jenis diesel ini bukanlah hal yang baru bagi Pertamina.

Sebelumnya, Pertamina sudah melaksanakannya untuk bahan bakar jenis diesel PSO.

"Sudah menjadi kewajiban kami untuk mensukseskan program pemerintah," terang Gandhi.

"Momentum ini bisa menjadi trigger untuk badan usaha yang lain agar lebih cepat dalam menjalankan program B20," lanjutnya.

(BACA JUGA: Tiga Model Suzuki Naik Harga, Sekarang Jadi Dibanderol Segini)

Program mandatori B20 yang dicanangkan pemerintah bertujuan untuk percepatan pemanfaatan green energy.

Istimewa
Sekitar 69 terminal BBM siap salurkan solar B20

Sekaligus menghemat devisa, dengan pengurangan potensi impor solar.

Langkah yang dilakukan yakni mendorong pencampuran FAME (Fatty Acid Methyl Ester).

Untuk Bahan Bakar Diesel baik PSO (Public Service Obligations/Subsidi) maupun Non PSO.

"Saya berharap Pertamina melaksanakan program ini dengan sungguh-sungguh yang nantinya dapat menekan impor Solar dan berimbas pada penghematan devisa," pungkas Djoko.