Sisanya, penambahan bobot adalah karena penggunaan ragam material utuk menunjang kendaraan yang lebih kokoh.
Meski begitu, Harano meyakinkan kalau mobil ini masih memenuhi syarat efisiensi bahan bakar bagi mobil LCGC, yakni minimal 20 km/liter.
"Soal efisiensi bahan bakar, yang CVT itu 20,3 km/liter sedangkan yang transmisi manual 20,1 km/liter," ujarnya kepada wartawan di Jakarta (12/9/2018).
Walaupun bobot bertambah, insinyur Honda dapat membuat All New Brio tetap efisien.
(BACA JUGA: India Sempat Kacau Karena Harga Bahan Bakar Minyak)
Menurutnya, Honda sendiri tidak hanya menyetel ulang mesin.
Namun juga merancang sisi aerodinamika yang baik untuk All New Honda Brio.
Dia mengaku melakukan analisis presisi mulai dari ruang mesin, bagian bawah bodi mobil, sampai pipa pembuangan.
Contoh kecilnya adalah penempatan cover pada bagian bawah mesin dan spoiler depan untuk mengurangi aliran udara di bagian bawah mobil.
Juga spoiler belakang yang dapat meningkatkan aliran udara di bagian atas mobil.
"Karena yang membuat boros BBM adalah air resistance, jadi target desainnya adalah bagaimana agar tidak ada udara yang tertahan," imbuh Harano.
"Untuk itulah modelnya dibuat sedemikian rupa agar nilai coefficient drag-nya menjadi lebih baik," tutupnya.