GridOto.com - Nilai tukar rupiah terhadap US Dolar sudah menyentuh angka psikologis Rp 15.000 pada Rabu (9/5/2018).
Kira-kira dari sisi industri aftermarket sudah ada penyesuaian harga belum ya?
Ayong Jeo, Ketua Umum Gabungan Atermarket Otomotif Indonesia (Gatomi), berujar jika kenaikan nilai tukar memang bisa membuat pihaknya kesulitan.
"Kalau dolar naik pastinya kami susah jual lah. Ya ada pengaruh, tapi kami sih belum naikin harga," ujarnya saat dihubungi GridOto.com (5/9/2018).
(BACA JUGA: Dolar AS Tembus Rp 15 ribu, Apa Kata Pedagang di Sentra Onderdil Dutamas Fatmawati?)
Hal ini bisa terjadi karena kebanyakan stok komponen aftermarket masih stok lama.
"Mungkin efeknya sekarang belum terlihat, coba deh bulan depan pasti sudah terlihat," terang Ayong.
"Karena sekarang masih stok lama, masih modal lama, jual saja biar jadi duit," lanjutnya.
Ia mengatakan, untuk saat ini belum ada tanda komponen aftermarket bakal mengalami kenaikan harga.
(BACA JUGA: Mobil Baru Akan Dijual Lebih Mahal Karena Dolar Sudah Rp 15.000?)
"Kalau dia bertahan selama satu bulan ke depan naik terus, ya pasti orang menyesuaikan harga," tutur Ayong.
"Kenaikan kira-kira akan mengikuti harga dolar, sekitar 10 sampai 15 persen harga barang pasti akan naik," sambungnya.
Ayong juga berujar, sebagai asosiasi, Gatomi tak punya kewenangan untuk mengatur kondisi pasar.
"Dari Gatomi sepertinya enggak bisa berbuat banyak, karena kan itu kehendak pasar. Kami enggak bisa melarang kenaikan harga, orang pasti jual rugi," jelasnya.
Terakhir, Ayong hanya berharap agar nilai tukar rupiah saat ini bisa segera stabil.
"Kalau mau naik, tolong kasih kepastian saja naiknya berapa. Kalau naik berapa patokannya? Jadi orang bisa tentukan harga," ungkapnya.
"Jangan gini hari saya pasang harga Rp 15 ribu, besok Rp 16 ribu, kan orang bisa kapok ke saya," tutup Ayong.