Rudolf Diesel pun setelah itu melakukan riset mendalam mengenai aplikasi minyak nabati untuk mesin temuannya.
Namun, setelah Rudolf Diesel wafat pada 1913 yang menjadi sumber tenaga utama mesin diesel berasal dari proses destilasi minyak bumi (petroleum diesel atau petrodiesel).
(BACA JUGA: Penggunaan Solar B20 Wajib Dipakai)
Pengembangan mesin diesel modern oleh para insinyur membuat minyak nabati pun tidak lagi bisa langsung dipakai sebagai bahan bakar mesin diesel.
Ini karena viskositas minyak nabati terlalu tinggi dibanding petroleum diesel sehingga menyulitkan proses pembakaran.
Masalah ini baru dipecahkan ketika G. Chavanne, ilmuan Belgia, menemukan teknik transesterifikasi (transesterfication) untuk mengubah minyak nabati menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) atau metil ester pada 1937.
Metil ester inilah yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan biodiesel saat ini.
(BACA JUGA: Tanggapan Konsumen untuk Solar B20, Ini Kata Dirut Pertamina)
Ini karena sifat fisik atau molekulnya mirip dengan petroleum diesel.
Namun, pengembangan serius biodiesel baru pada dekade 1970-an, ketika munculnya krisis minyak global.
Pengembangan biodiesel terus dilakukan hingga saat ini.