GridOto.com - Peristiwa ambruknya jembatan Morandi di jalan tol Genoa, Italia, dianggap sebagai peristiwa jembatan ambruk paling mematikan di Eropa sejak 2001.
Para pejabat di Italia sudah memperkirakan ada 30 korban meninggal dan ada kemungkinan bertambah.
Tayangan video menunjukkan salah satu tiang yang menahan jembatan gantung itu ambruk pada saat cuaca buruk, Selasa (14/08) kemarin.
Menteri Perhubungan Danilo Toninelli mengatakan kecelakaan ini adalah "tragedi besar" dan Prancis menawarkan bantuan untuk Italia.
(BACA JUGA: Wah, Dikenal Sebagai Triliuner, Dua Mobil Sandiaga Uno Ini Tergolong Biasa Aja)
Saham Atlantia, operator jalan tol yang bertanggung jawab atas sebagian besar jalan tol di negara itu, jatuh 6,3% begitu muncul berita kecelakaan itu.
"Ini tidak dapat diterima karena jembatan yang begitu penting...tidak dibangun untuk mencegah ambruk seperti ini," kata Wakil Menteri Perhubungan Edoardo Rixi di Genoa seperti dikutip kantor berita Reuters yang dikutip bbc (14/8/2018).
Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam cuitannya menulis duka untuk rakyat Italia, dalam bahasa Italia dan Prancis.
Ia mengatakan Prancis siap untuk menawarkan bantuan yang diperlukan.
Jembatan ambruk pada sekitar pukul 11:30 waktu setempat (16:30 WIB) pada saat hujan deras.
"Sekitar pukul 11:30 kami melihat petir menyambar jembatan," kata saksi mata Pietro M all'Asa seperti dikutip kantor berita Italia, Ansa. "Dan kami lihat jembatan itu ambruk."
Saat itu kondisi macet, kata seorang saksi mata kepada televisi Italia.
Mobil-mobil dan truk terperangkap dalam puing-puing dan gedung-gedung di sekitar rusak, menurut fotografer AFP yang berada di lokasi.
(BACA JUGA: Oh Honda Contek Pilihan Jenis Mesin Seperti Yamaha yang Bikin Marc Marquez Sulit Ditaklukan di MotoGP)
Jembatan Morandi, yang dibangun pada 1960an, terletak di jalan tol A10, yang melintas dari kawasan Riviera Italia ke pesisir selatan Prancis.
Bagian jembatan yang rusak panjangnya puluhan meter dan terbentang di atas Sungai Polcevera.
Fondasi jembatan tengah diperbaiki saat jembatan itu ambruk namun struktur tetap diperhatikan, kata operator jalan tol seperti dikutip Reuters.
Insiden ambrolnya jembatan jalan layang di kota Genoa, Italia, pada Selasa (14/8/2018) menyisakan sejumlah kisah yang dialami oleh para pengemudi.
Antonio Rubino nyaris menjadi salah satu korban tewas, yang kini jumlahnya mencapai sekitar 30 orang.
Dia menginjak rem mobilnya, sebelum sebagian jalan layang yang akan dilaluinya runtuh.
Jika dalam beberapa detik saja dia meneruskan laju kendaraan, dia akan jatuh dan terjebak pada reruntuhan seperti mobil dan truk di depannya.
Rubino merupakan salah satu dari beberapa pengemudi yang selamat dari pengalaman berbahaya, ketika jembatan Morandi ambruk di kala badai guntur dan hujan deras.
"Saya berada di belakang mobil yang pengemudinya tewas," katanya, seperti dikutip dari The Sydney Morning Herald.
"Di depan saya, jalan layang ambruk. Saya masih hidup karena keajaiban," ucapnya.
Dia mengaku berjarak hanya sekitar empat meter dari jalan layang yang ambruk.
(BACA JUGA: Proyek Jalan Tol Bandung-Tasikmalaya Diperpanjang Sampai Cilacap, Tahun 2022 Ditargetkan Beroperasi)
Pengemudi lainnya yang panik langsung keluar dari kendaraan mereka dan berlari.
Seorang pengemudi truk lain bernama Afifi Idriss juga nyaris tewas, apabila dia tidak menghentikan laju kendaraannya tepat waktu.
"Saya melihat truk berwarna hijau berhenti di depan saya, dan saya juga berhenti, mengunci truk dan berlari," ucapnya kepada AFP.
Sebanyak 45 mobil dan 5 hingga 10 truk yang berada di atas jembatan jatuh terjerembab.
Sekitar 300 petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat diterjunkan ke lokasi untuk menemukan korban selamat.
Insiden ini disebut sebagai peristiwa jembatan ambruk paling mematikan di Eropa sejak 2001.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Mobil-mobil Berjatuhan dari Ketinggian 90 Meter setelah Jembatan Tol Ambruk