Dalam sebuah kesempatan, Jonfis Fandy, Direktur Marketing dan Aftersales PT Honda Prospect Motor (HPM), agen pemegang merek Honda di Indonesia mengungkapkan, penjualan mobil butuh angka minimal 1.000 unit perbulan.
Dengan angka segitu, sebuah model bisa menghidupi dirinya sendiri, salah satunya beriklan.
Di sisi lain, alasan HPM tak melanjutkan hidup Freed meski ada model barunya.
Yakni faktor selera dan harga.
Menurutnya, harga Freed baru akan sangat tinggi.
(BACA JUGA: Enggak Cuma Pintu, Audio Honda Freed Ini Juga Kece)
Sementara selera konsumen Indonesia akan mobil boxy seperti Freed kurang begitu tinggi.
Khususnya kalau dibanding Mobilio, BR-V dan HR-V.
Nah, kembali ke Sienta, dengan angka proyeksi 4.000-an unit masih jelas masih ada konsumennya dan menghasilkan.
Meski sekali lagi, terjatuh dari 14.968 unit sepanjang 2017.
Namun bisa dibilang, Sienta bukan gagal, hanya meleset dari target yang terlalu tinggi.
(BACA JUGA: Meski Melempem di Indonesia, Toyota Sienta Ternyata Laris di Pasar Ekspor)