Dishub DKI Rangkul Swasta untuk Shelter Ojol dan Ingatkan Aplikator Hal Ini

Ignatius Ferdian - Selasa, 31 Juli 2018 | 15:18 WIB

Tempat menaikkan dan menurunkan penumpang ojek online di Kantor Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. (Ignatius Ferdian - )

GridOto.com - Sehubungan dengan pembuatan beberapa shelter khusus Ojek Online (Ojol), Kepala Dinas Perhubungan Sigit Widjatmoko bilang akan merangkul pemilik gedung yang dimilik pihak swasta.

Hal tersebut dimulai dengan membuat tempat menaikkan dan menurunkan penumpang di gedung-gedung milik pemerintah.

Contoh shelter ojol seperti di balai kota, kantor walikota, kecamatan, hingga kelurahan.

"Kita mencoba membangun yang namanya shelter atau launch untuk teman-teman ojek online ataupun ojek yang lainnya, tidak mangkal sifatnya, tetapi pick up dan drop off," ujar Sigit.

(BACA JUGA : Buntut Ojek Online VS Ojek Pangkalan di Bandung, Kedua Pihak Dimediasi di Polres Bandung)

"Diawali dengan gedung-gedung milik Pemprov DKI Jakarta, kemudian baru nanti bisa dikeluarkan ke aset pemerintah yang lainnya seperti tanah milik PT KAI ataupun kementerian dan lembaga yang lain," tambahnya.

Terdapat pula sejumlah gedung aset milik Dinas Perhubungan yang bisa dijadikan tempat bagi ojol menunggu penumpang selama maksimal 10 menit.

"Baru setelah itu kita bisa mengajak peran serta swasta. DKI di Balai Kota sudah ada, tadi juga sudah digunakan juga di aset milik Dinas Perhubungan, baik itu terminal maupun kantor sudin dan kantor UP sudah diaplikasikan," ujarnya.

Sigit menambahkan, stasiun-stasiun kereta biasanya dipadati ojol-ojol yang menunggu penumpang, seperti di Stasiun Sudirman.

(BACA JUGA : 'Halte' Antar Jemput Ojol Bakal Disediakan di Instansi Pemerintah Daerah)

Oleh sebab itu, pihaknya berencana membuatkan shelter di dekat Stasiun Sudirman baru.

Pihaknya pun mengharapkan agar aplikator tidak hanya berpangku tangan untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan, akibat ojol-ojol yang sering mangkal di stasiun-stasiun kereta.

"Hal yang penting sekarang adalah lebih kepada bagaimana kita bisa membangun sinergi," ucap Sigit.

"Karena si aplikator, baik Grab maupun Go-Jek, juga kita sampaikan, awal mereka membentuk itu kan mereka tidak akan ngetem, tidak akan berpangkal. Nah, ini juga kita reminder ke mereka," tambah Sigit.

 

Sistem genap ganjil masih tahap uji coba di beberapa jalan Jakarta. Sampai 24 Juli 2018, tercatat sudah 158.761 kendaraan yang melanggar sistem ini di Jalan Benyamin Sueb. Dilansir dari Wartakotalive.com, pada 1 Agustus 2018 mendatang, Jajaran Suku Dinas Perhubungan dan Trasnportasi (Sudinhubtrans) Jakarta Utara, akan menindak tegas bersama Kepolisian. "Selama diberlakukan masa uji coba ini (ganjil genap) cukup tinggi (pelanggaran). Walaupun saat ini, kami masih berikan sanksi teguran pada 1 Agustus 2018 mendatang langsung kami beri tindakan tegas," ujar Kepala Sudinhubtrans Kota Jakarta Utara, Benhard Hutajulu, Sabtu (28/7/2018). Yuk kunjungi berita lengkapnya di GridOto.com (klik link di bio) #ganjilgenap #jakarta #asiangames2018 #lalulintas #kemacetan #mobil #motor #dishub #gridoto #kompasgramedia #otomotif #duniaotomotif #otomania #motorplus #motorplusonline #jip #otomotifweekly #kompasotomotif #gridnetwork

A post shared by GridOto (@gridoto) on

Artikel serupa telah tayang di Wartakotalive dengan judul Dishub DKI Rangkul Swasta Buatkan Shelter Khusus Ojol, Juga Minta Aplikator Tak Berpangku Tangan