GridOto.com - Pertamina kecewa, video bahan bakar beroktan 86 yang didokumentasikan tim balap motor ART Jakarta disebut sebagai Pertamax Turbo.
Menurutnya, bensin yang dites tersebut belum tentu Pertamax dan tak bisa diukur dengan alat seperti yang digunakan ART Jakarta.
"Kita enggak tahu kapan bahan bakar itu diambil dan dari mana. Tapi disebut Pertamax Turbo, kami kecewa," ujar Beny Wijaya, Assistant Manager Commercial Fuel Marketing PT Pertamina kepada GridOto.com (11/7/2018).
"Kalau betul itu Pertamax Turbo, peserta yang lain pasti komplain juga," lanjutnya.
"Ada beberapa hal yang menentukan, untuk oktan enggak bisa diukur dengan alat sesederhana itu."
"Semua orang bisa taruh bahan bakar di botol Aqua dan mengukurnya. Sekarang, apapun yang ada di Indonesia, apa yang punya oktan 86?" paparnya.
(BACA JUGA: Klarifikasi Panitia Tentang Oktan Bensin di Balapan Nasional IRS Sentul)
Menurutnya, Pertamina punya prosedur ketat sejak bahan bakar keluar dari Depo Plumpang, Jakarta Utara sampai ke sirkuit Sentul.
"Prosedur dari Plumpang ke panitia disegel."
"Setelah seminggu, dites seperti itu. Sumbernya di motor, bisa ada bahan bakar lain," papar Beny.
Menurutnya, hal ini harus diselesaikan dengan pihak panitia kejurnas Indospeed Race Series (IRS).
Sebelumnya diberitakan, tim ART Jakarta menaruh kecurigaan pada bahan bakar yang disediakan panitia balap motor IRS di seri 2 (30/6-1/7/2018).
Performa motor anjlok setelah memakai bahan bakar dari panitia.
Saat itu, timnya memakai Pertamax Turbo yang dibeli dari SPBU.
"Latihan bebas enggak masalah," ujarnya (10/7/2018).
Namun usai race 1 Sabtu (30/6/2018) ia mulai menemukan mesin motornya hancur.
"Piston rusak akibat detonasi," ujarnya.
Ia mulai curiga dengan kualitas bensin yang disediakan panitia balap, yakni Pertamax Turbo yang punya oktan 98.
"Free Practise, kualifikasi dan race, bensin harus dari panitia," ujarnya.
Karena panitia tidak punya alat pengukur oktan, pihaknya berinisiatif untuk membeli alat ukur tersebut.
(BACA JUGA: Prosedur Panitia Balap IRS Sentul Menjaga Oktan Bensin yang Dipakai Motor Peserta)
Timnya lantas melakukan pengukuran terhadap bensin yang diperoleh dari panitia.
Alat berlabel Oktis-2 tersebut menunjukkan oktan bensin cuma 86.
Menurut Ade, seri sebelumnya ia tak menjumpai masalah meski tak begitu memperhatikan.
Sebab, ia pilih ikut regulasi yang ditetapkan panitia.
"Untuk balap, panitia yang sediakan bensin. Itu berlaku udah lama. Awal 2018 ditetapkan begitu."
"Seri pertama, tangki bensin dikosongkan, diisi bensin dari panitia, disegel lalu dipasang transponder dan line-up."
"Seri kedua saya yakin aja. Soalnya di seri pertama, setelah disegel, enggak diutak-utik. Enggak ada masalah walaupun kita enggak ngecek oktan," papar Ade.