Produsen Otomotif Waspadai Dampak Nilai Tukar Rupiah dan Perang Dagang

Ignatius Ferdian - Rabu, 11 Juli 2018 | 14:48 WIB

SPG cantik dan seksi sering muncul di gelaran pameran otomotif. (Ignatius Ferdian - )

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Haryanto berpendapat jika perang dagang tidak akan berpengaruh besar ke industri otomotif.

(BACA JUGA : Sama-Sama Baru, Bagaimana Penjualan Yamaha Lexi 125 VS Honda All New Vario 125?)

Haryanto juga menambahkan," Ekspor kita kan banyak ke negara Afrika, Timur Tengah untuk komponen parts dan sebagainya."

Mungkin ke Amerika ada, tapi mesin-mesin listrik. Nah, yang saya tahu itu otomotif ke Timur Tengah dan negara Amerika Latin," tambahnya, Selasa (10/7) kemarin.

Sebelumnya, Presiden Jokowi dan jajarannya telah menggelar rapat untuk menyikapi ancaman perang dagang yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Seusai rapat terbatas di Istana Presiden Bogor, Senin (9/7), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemerintah akan melakukan penguatan ekonomi nasional.

Tenang sob, dampak nilai tukar rupiah dan perang dagang Amerika enggak besar kok. Hehe...

 

Saat ini skutik gambot adalah motor yang tengah populer di masyarakat. Larisnya Yamaha NMAX, kemudian disusul Honda yang ikut meriilis All New PCX. Dirilisnya PCX ini sedikit banyak pasti berpengaruh terhadap penjualan Yamaha NMAX. Berikut data penjualan berdasarkan data AISI. Jangan lupa bro, kunjungi berita otomotif terlengkap hanya di GridOto.com (klik link di bio) #motor #dataaisi #penjualanmotor #honda #yamaha #yamahanmax #hondapcx150 #gridoto #kompasgramedia #otomotif #duniaotomotif #otomania #motorplus #motorplusonline #jip #otomotifweekly #kompasotomotif #gridnetwork

A post shared by GridOto (@gridoto) on

Artikel serupa telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Picu Harga Jual Produk Otomotif