Perpindahan pada posisi N ke D dan sebaliknya tidak menjadi masalah, kecuali perpindahan ke R dan P.
Jika dilakukan sambil mobil melaju akan terasa gejala hentakan dari gearbox yang berpindah berlawanan dengan laju mobil secara mendadak sehingga akan merusak bagian gear dan kampas koping.
(BACA JUGA: Mercedes-Benz W124 Alias Mercy Boxer, Mobil Bersejarah di Indonesia)
3. Transmisi di posisi L pada jalan landai dan menurun
Memang pada transmisi otomatis tidak terjadi engine break dan transmisi L membantu proses engine break saat kondisi jalan menurun atau landai.
Namun teknik tersebut hanya membantu kinerja rem mobil, jangan sepenuhnya memanfaatkan tenaga engine break.
Posisi gigi rendah di transmisi otomatis yang berkelanjutan akan mempercepat pemanasan kampas koplingnya.
(BACA JUGA: Tuas Pengunci Transmisi Matik Ditekan Setiap Berpindah Gigi, Perlukah?)
4. Tidak mengangkat ban penggerak saat diderek
Umumnya saat diderek mesin mobil mati.
Jika ban penggerak menempel aspal saat diderek, otomatis komponen gearbox akan terus bergerak.
Namun karena mesin mati, tidak ada pelumasan pada komponen gearbox.
"Komponen gearbox bergerak tanpa pelumasan oli mengakibatkan komponen gear dan kampas kopling aus dan rusak," jelas Heri.