Pembalap tidak bisa mengontrol efek power yang berlebihan mengakibatkan rider terpental dari motor.
Rangkaian sensor kontrol traksi berupa kabel yang diikat ke swing arm sampai ke gir belakang motor MotoGP.
(BACA JUGA:Belajar Yuk! Ini Plus Minus Swing Arm Karbon yang Dipakai di MotoGP)
3. Sensor Wheelie
Guna sensor wheelie supaya motor tidak mudah terangkat.
Kondisi ban depan standing karena over power saat akselerasi yang biasanya terjadi waktu motor keluar tikungan.
Fungsi sensor wheelie mengatur tenaga yang berlebihan dan mendeteksi gerakan ban depan.
4. Sensor Lean Angle
Lean angle atau sudut kemiringan motor akan mendata berapa derajat kemiringan motor waktu masuk tikungan.
Nanti ketahuan berapa derajat sudut kemiringan motor dan berapa rpm yang diatur pembalap ketika di kelokan.
(BACA JUGA:Rem MotoGP Zaman Now Kuat Banget Sob, Tonton Nih Cara Kerjanya!)
Mekanik akan tahu nih pembalap berlebihan atau tidak saat memiringkan motornya.
5. Sensor sok depan dan belakang
Output data sok depan dan belakang sangat berguna bagaimana kondisi sok bekerja waktu cornering, ngerem, dan keluar tikungan.
Dari data yang terlihat di layar monitor akan bisa dianalisis.
Analisisnya adalah sudah tepat tidaknya titik pengereman si pembalap atau juga sudah pas tidaknya settingan sok ketika pembalap berada di tikungan.
(BACA JUGA:Motor Valentino Rossi Pakai Senjata Baru di MotoGP Catalunya, Pelototin Ban Belakangnya!)
6. Sensor tekanan angin ban
Ini sensor terbaru yang dipasang sejak ban Michelin menjadi penyuplai ban satu-satunya di MotoGP.
Tekanan angin akan bisa berubah-ubah bergantung temperatur aspal sirkuit.
Dengan sensor ini, mekanik tahu apakah tekanan angin ban melebihi batas toleransi atau tidak.
Sensor tekanan angin ban ini dipasang supaya tidak terjadi seperti yang dialami Loris Baz saat tes resmi Michelin di sirkuit Sepang beberapa waktu silam.
Ban belakang Ducati Desmosedici GP16 yang dipakai mantan pembalap MotoGP itu pecah mendadak saat motor melintas dengan kecepatan di atas 280 km/jam.