Batu yang dilemparkan perampok cukup besar.
"Bisa 2 kali kepalan tangan orang dewasa. Mereka melemparnya dari motor. Kecepatan bus bisa 50 km per jam, kaca pasti hancur," sebutnya.
Karenanya ketika terjadi pelemparan, ia akan terus melanjutkan perjalanan.
"Saya akan mencari lokasi yang aman. Lokasi ramai untuk berhenti," ungkapnya.
Seringnya terjadi pelemparan ini membuat perusahaan bus membuat kerangkeng.
"Seluruh kaca di kerangkeng dengan besi. Agar batu yang dilemparkan tertahan oleh besi," bilangnya.
Agar penglihatan pengemudi tak terhalang, posisi kaca di depan pengemudi di kosongkan dari rangkaian besi.
"Cuma bagian itu saja yang tak ditutup besi. Untuk penglihatan supir," sebutnya.