Sementara Janice Leong mengusulkan sebuah aplikasi yang menunjukkan akurasi waktu kedatangan dan keberangkatan transportasi publik.
Netizen lainnya, Austin Yap mendesak PM Mahathir agar mengikuti apa yang dia sarankan sendiri.
"Tun, Anda pergi ke Jepang untuk kebijakan memandang ke timur. Tolong, pelajari transportasi publik di Tokyo," ujar Austin.
Di Jepang, Mahathir berbicara dalam sebuah dialog dalam Konferensi Nikkei ke-24 untuk Asia Masa Depan, Senin (11/6/2018).
Saat itulah Mahathir menyampaikan, pemerintahannya memikirkan untuk memulai proyek mobil nasional baru dengan menggandeng Thailand, Korea Selatan atau Jepang sebagai partner.
Gunasagaren Kumarasamy, seorang netizen, mendesak Mahathir agar fokus mengatasi utang negara dan masalah ekonomi.
Sedangkan Prasant Ramachandranmengatakan, Malaysia seharusnya fokus meningkatkan SDM dan menciptakan para insinyur otomotif yang handal.
"Lihatlah Singapura. Mereka tak perlu industri otomotif untuk berpedan di dunia, perekonomian mereka yang menjadi kisah sukses mereka," ujar Prasanth.
"Malaysia bisa seperti Singapura bahkan lebih baik, jika kita memprioritaskan hal yang lebih penting yang tidak akan menjadi beban negara," tambah dia.
Netizen lainnya, Stephen Chua juga tak setuju dengan niat Mahathir. Dia menyebut Thailand yang meski tak memiliki mobil nasional memiliki industri otomotif yang tangguh.
"Saya kira kita sudah belajar dari Proton 1.0, satu kali sudah cukup. Kolaborasi untuk merakit mobil di sini dengan masukan rancangan teknis, oke. Kolaborasi untuk memproduksi, tidak," ujar dia.
Namun tak semuanya menentang. Sejumlah netizen mendukung rencana Mahathir ini bahkan mengusulkan pengembangan mobil listrik.
"Jika beliau bersikeras untuk memiliki mobnas, buatlah mobil listrik. Masa depan yang kita tuju," kata Haidir Hashim.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Netizen Tolak Niat Mahathir Mengembangkan Proyek Mobnas Baru