Ada faktor penting yang mendukung ban RFT dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Yang paling utama, adanya sensor yang harus dipasang untuk mendukung penggunaan ban RFT.
Contohnya seperti pada BMW, ada Flat Tire Monitor yang berfungsi untuk memeriksa kondisi ban.
(BACA JUGA: Kasus Nissan Elgrand Tanpa Ban Cadangan: Seperti Apa Sih Nyetir Mobil dengan Ban RFT?)
Sensor tersebut akan menyala ketika ban dalam kondisi kempis total.
Begitu pula dengan Nissan Elgrand yang kasusnya sedang ramai diperbincangkan.
Elgrand dibekali dengan TPMS (tire pressure monitoring system) yang memiliki fungsi serupa dengan pengamatan kondisi tekanan ban yang lebih detil.
Kedua fitur tersebut berfungsi untuk mengingatkan pengendara jika mobil tak lagi bisa menempuh jarak terlalu jauh karena ban dalam kondisi kempis total.
Pemasangan sensor tersebut tentu saja tak murah, sehingga hanya beberapa lini dari pabrikan mobil yang menggunakan ban RFT dan memiliki sensor tersebut.
Lalu soal harga ban RFT yang bisa mencapai tiga kali lipat dari ban konvensional meski punya spesifikasi yang serupa.
(BACA JUGA: Kasus Nissan Elgrand Tanpa Ban Cadangan. Kata Kemenhub Dengan Teknologi Kini Tak Perlu Lagi!)
Mahalnya harga ban RFT baru terasa oleh konsumen ketika melakukan penggantian (replacement tire).
Dengan biaya yang lebih mahal, tak heran hanya konsumen mobil Eropa seperti BMW, MINI dan Mercedes-Benz yang lebih umum menggunakan ban dengan teknologi RFT.
Untuk video ulasan impresi berkendara pertama kami terhadap DFSK Glory 580 1.5T L, klik di sini: