Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero, dan dinas terkait di daerah, menutup 34 jalur perlintasan langsung (JPL) tidak resmi di area kerja KAI Daerah Operasi (Daop) VI Yogyakarta.
Perlintasan seperti ini biasanya dibangun oleh warga sendiri dan berkembang cukup ramai tetapi tidak dijaga.
Kepala KAI Daop VI, Eko Purwanto mengatakan, penutupan perlintasan itu dilakukan untuk mewujudkan keamanan, baik bagi kereta maupun warga.
“Biar keselamatan perjalanan kereta api dan lainnya bisa terjamin,” kata Eko, Kamis (31/5/2018). KAI Daop VI mengelola 32 stasiun kereta beserta infrastukturnya yang terhubung dari daerah Sragen, Grobogan, Wonogiri hingga perbatasan Kutoarjo.
Pengelolaan juga termasuk 103 JPL yang dijaga dan dilengkapi sarana pendukung, seperti palang pintu, rambu, hingga sinyal.
Selain JPL resmi, ada juga jalur perlintasan tidak resmi.
Eko mengungkapkan, banyak palang pintu yang dibangun warga sendiri dan bisa dikategori sebagai tidak resmi.
Jalur ini kebanyakan dibangun warga.
Perlintasan seperti ini memiliki risiko tinggi pada kecelakaan lalu lintas antara kendaraan dengan kereta api, terutama pada perlintasan yang tidak dijaga.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jelang Arus Mudik, Puluhan Perlintasan Kereta Tanpa Penjaga Ditutup