Depan untuk maju, tengah untuk netral dan belakang untuk mundur.
Transmisi itu otomatis CVT, responsnya cenderung lebih ke arah halus ketimbang responsif apalagi mengentak.
Tenaga yang cuma belasan dk dari mesin berkapasitas 250 cc itu memang tidak memberikan akselerasi yang impresif, tapi karakter yang kuat di putaran bawah membuat Fin Komodo KD 250 X terasa luwes saat bergerak.
(BACA JUGA: Fin Komodo KD 250 X, UTV Tangguh Karya Anak Bangsa)
Suspensi menggunakan double wishbone di keempat roda, makanya kami tak heran Fin Komodo bisa sangat stabil saat membelok kencang di permukaan tanah berbatu.
Berkat double wishbone pula, mobil buatan Indonesia ini bisa tetap empuk bantingannya meski handling terasa tajam.
Masalah muncul dari getarannya.
Getarannya sangat terasa saat putaran mesin sudah terlalu tinggi, dan getaran itu bagai peringatan bagi kami bahwa perangainya memang bukan untuk kecepatan sangat tinggi melainkan untuk luwes berkelit dari jebakan off-road.
Meski hanya berpenggerak roda belakang, namun artikulasi suspensi mampu menjaga traksi roda tetap optimal.
Bahkan Ibnu Susilo, desainernya juga merancang sasisnya agar fleksibel mendukug kelenturan suspensi.
Tujuannya agar saat Fin Komodo menemui rintangan, misal lumpur atau berbatu, pergerakannya tetap luwes menjaga traksi roda hanya dari poros belakang.
Ulasan tentang VW Polo VRS: