Mimran Brother's pun menjual Lamborghini ke salah satu pabrikan mobil ternama asal Amerika Serikat, Chrysler.
Budaya yang berbeda antara Italia dan Amerika membuat gebrakan hebat pada penciptaan Lamborghini Diablo.
Mobil itu pun mendapat sambutan hangat dimana-mana.
(BACA JUGA"Cara Klaim Asuransi Perjalanan Mudik Lebaran Adira Insurance)
Namun sayang, pada tahun 1994 Chrysler sedang menghadapi masa-masa sulit dan harus menjual Lamborghini.
Nah, pada tahun yang sama, Lamborghini dibeli oleh perusahaan asal Indonesia, Megatech dengan memegang saham Lamborghini sebesar 60%.
Megatech sendiri dimiliki Tommy Soeharto dan Setiawan Djody.
Sementara itu, perusahaan asal Malaysia, MyCom Berhad menguasai 40% sisanya.
(BACA JUGA: Buka-bukaan Driver yang Kerjaannya 'Buntuti' Wagub DKI Jakarta Sandiaga, Sampai Mual!)
Dengan demikian, kepemilikan Lamborghini jatuh ke tangan Tommy Soeharto selaku pemegang saham terbesar.
Namun sekali lagi sayang, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang hebat pada tahun 1997.
Pada tahun 1998, saham Lamborghini pun dijual ke pabrikan mobil ternama asal Jerman, Audi.