Itu karena warga sekitar tidak mau menerima jika lahan sekitarnya dibangun pemakaman.
Namun demikian, pihaknya terus berupaya agar warga menerima, karena pembangunan jalan tol yang merupakan proyek strategis nasional itu harus selesai sesuai target.
"Memang yang paling sulit itu makam dan sampah. Dua itu banyak penolakan dari warga sekitar," keluh Wibowo.
Proyek Jalan Tol Batang-Semarang yang dibagi menjadi 5 seksi diproyeksikan rampung pada akhir tahun 2018.
(BACA JUGA: Cegah Pencurian, Ini 7 Tips Parkir Mobil Yang Aman)
Hingga awal bulan Mei 2018, progres pembangunan konstruksi proyek Jalan Tol Batang-Semarang mencapai 78 persen.
Sedangkan dari sisi pembebasan lahan, PT Jasamarga Semarang Batang telah membebaskan 98,17 persen dari seluruh kebutuhan lahan.
Tak hanya makam, sebuah Masjid di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang tampak masih kokoh berdiri, persis di tengah ruas Tol Batang-Semarang, Seksi V Kaliwungu-Krapyak.
Masjid berwarna hijau dengan struktur dua lantai itu masih digunakan warga sehari-hari untuk beribadah, termasuk salat Jumat.
(BACA JUGA: Kabar Gembira, Pertamina Pastikan Tahun Ini Harga Premium dan Solar Tidak Naik)
Nama masjidnya adalah Jami' Baitul Mustaghfirin, dan akan dibongkar jika bangunan masjid pengganti rampung.
Jalur Tol Batang-Semarang sendiri saat ini tengah dipersiapkan sebagai jalur fungsional saat mudik Lebaran 2018.
Masjid itu pun menjadi satu-satunya bangunan yang belum dibongkar.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Misteri Pemakaman di Tengah Jalan Tol Batang - Semarang, Ini Kisahnya Mengapa Belum Dibongkar