Hal inilah yang menyebabkan odometer di mobil tercatat ada di angka 14 kilometer.
"Waktu itu pemiliknya pindahan dari Leuwipanjang ke Pasir Kaliki (Bandung). Setelah itu enggak pernah dipakai lagi," ujar Momo.
Momo mengatakan Accord Maestro merupakan mobil idola si pemilik pada masa kecilnya.
Namun ia membelinya hanya untuk dipajang.
Menurut Momo, mobil ini belum pernah dibawa ke bengkel, bahkan oli juga belum diganti. Sehingga terkadang agak sulit dihidupkan.
Bahkan mobil ini sempat dua tahun dalam keadaan mati, sampai akhirnya dihidupkan lagi oleh Momo saat akan ditowing ke JIExpo.
Saat itu, bensin di tangki mobil sudah jadi gel. "Kemarin butuh perjuangan buat menghidupkannya. Baru bisa nyala lagi setelah disemprot-semprot karburatornya," ucap Momo.
Dari faktur pembelian, Momo menyebut mobil ini dulunya dibeli Rp 67 juta.
Selain jok yang masih dibungkus plastik, Momo menyebut filter oli juga belum pernah diganti.
Beberapa stiker yang jadi bukti pembelian dari diler juga masih menempel di kaca dan sengaja tak dilepas.
Menurut Momo, komponen yang sudah diganti hanya aki dan ban bagian kanan belakang.
Sejak 27 tahun, aki beberapa kali diganti saat akan dipanaskan.
Sedangkan ban bagian kanan belakang yang asli sudah retak, karena karet mengeras akibat tak pernah dipakai.
"Jadi mobil ini sudah dikutuk buat diam. Memang mobil pajangan," kata Momo.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Beli 1991, Mobil Ini Hanya Dipajang di Rumah