Pantesan Rossi Sampai Frustasi, Ini Cara Kerja ECU di Motor MotoGP

Rezki Alif Pambudi - Sabtu, 12 Mei 2018 | 12:30 WIB

YZR-M1 2018 (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Barangkali saat ini Valentino Rossi begitu geram dengan Yamaha karena performa YZR-M1 masih saja belum bisa maksimal.

Sudah berulang kali juga Valentino Rossi menjelaskan bahwa kesalahan Yamaha adalah masalah komponen elektronik.

Hal itulah yang membuat Yamaha ketinggalan dari Honda dan Ducati sampai detik ini.

Sayangnya, Yamaha juga masih belum cepat berbenah sampai dengan empat seri yang sudah berjalan di MotoGP 2018 ini.

(BACA JUGA:Marc Marquez Bilang Yamaha Telah Kehilangan Pembalap Hebat)

Crash.net
ECU Magneti Marelli MotoGP

Buat Rossi, komponen mekanis seperti sasis, ban, swingarm, dan lainnya hanya memegang 25 persen kesalahan sementara 75 persennya karena ECU.

Rossi juga sudah mendesak Yamaha untuk datangkan teknisi elektronik dari luar untuk taklukkan ECU dari Magneti Marelli.

Sayangnya, Yamaha urung melakukannya karena lebih percaya pada teknisi internalnya.

Padahal sudah dua tahun sejak 2016 Yamaha tak bisa berkembang karena masalah ECU ini.

(BACA JUGA:Valentino Rossi Mengaku Sedih Karena Pihak Yamaha Lambat)

Direktur Teknologi MotoGP, Corrado Cecchinelli, mengatakan bahwa jawaban untuk masalah ECU adalah kalibrasi.

Cara kerja ECU adalah sebenarnya sama untuk semua orang.

Yang jadi pembeda adalah ribuan kombinasi angka pada program tiap-tiap pabrikan.

Secara garis besar, ECU mengatur seluruh kontrol yang ada di motor, seperti sasis, traksi, sampai wheelie.

(BACA JUGA:Valentino Rossi Bilang 'Black Box' Jadi Biang Kerok Masalah Yamaha)

"Strategi kontrol sasis, traksi, dan wheelie tiap tim berbagi mode fungsi yang sama, yaitu mendapatkan input data, mengolahnya, dan menghasilkan pengurangan torsi," kata Corrado Cecchinelli dikutip GridOto.com dari Crash.

"Jadi, jika kau akselerasi di trek lurus, kontrol traksi dan kontrol wheelie beroperasi secara paralel, tapi jika salah satu dari keduanya menemukan alasan untuk mengurangi torsi, maka ECU akan mengirimkan permintaan untuk pengurangan torsi," tutur Cecchinelli.

Torsi berlebih tidak akan keluar jika memang tidak diijinkan oleh perangkat elektroniknya, begitu sebaliknya.

Itulah alasan mengapa motor MotoGP jaman now tidak mudah mengalami wheelie saat berakselerasi.

(BACA JUGA:Valentino Rossi Mengaku Sedih Karena Pihak Yamaha Lambat)

Padahal jaman dulu motor mudah wheelie ketika torsi terlalu besar saat akselerasi.

"Jadi jika pembalap Yamaha merasa bahwa motor mereka bisa lebih cepat dari itu, mereka akan terus meminta teknisi untuk mengatur strategi dengan tepat untuk melepaskan potensi penuh dari motor," tutur Cecchinelli.

Mantan petinggi Ducati Corse itu menambahkan untuk menemukan kalibrasi ECU yang tepat, para pabrikan harus melakukan perhitungan dan uji coba dahulu.

Jadi perhitungan hanya bisa didapatkan di atas trek.

(BACA JUGA:Bos Yamaha Bongkar Penyebab Rossi dan Vinales Kalah Kompetitif dari Zarco)

Karena semuanya tergantung dari motor dan kecocokan para pembalap dan juga tergantung dari kondisi trek maupun komponen lainnya saat balap.

"Kau tidak bisa menghitung semuanya di markas karena ketika di trek balap sebenarnya kau menemui beberapa debu di lintasan, suhu tertentu, jenis ban tertentu, dan faktor lainnya," tambahnya.

Terkadang, untuk mengatasi masalah tersebut, para pabrikan mengembangkan interface tool untuk mendapatkan banyak data terkait sekaligus.

Jika melihat dari cara kerja perangkat elektonik tersebut, ini seperti 'pisau bermata dua' karena dapat membantu sekaligus membatasi performa motor.

(BACA JUGA:Triumph Si Motor Baru Kelas Moto2 Lakukan Tes di Aragon)

Jadi sifat ECU ini dinamis karena tak berhenti di satu titik saja.

Namun untuk Yamaha, masalah yang paling sering muncul adalah saat suhu trek panas.

YZR-M1 2018 sering kehilangan traksi ban belakang saat menikung di suhu trek yang tinggo.

Solusi yang mungkin bisa menjadi satu-satunya pilihan bagi Yamaha adalah mendatangkan insinyur elektronika yang memiliki pengalaman terhadap ECU keluaran Magneti Marelli.

(BACA JUGA:Ada Pembalap yang Sampai Sekarang Sangat Dihormati Valentino Rossi, Ini Buktinya)

Hal itu yang sudah dilakukan oleh Honda dengan merekrut Filippo Tosi yang pernah bekerja di Magneti Marelli dan Ducati.

Sebagai catatan, Yamaha sudah tidak merasakan kemenangan selama 14 balapan terakhir.

Terakhir kali pabrikan berlogo garpu tala itu memenangkan balapan yakni saat Valentino Rossi finis tercepat pada MotoGP Belanda 2017.