GridOto.com - Kelangkaan bahan bakar jenis Premium menjadi biang keladi para sopir angkot di Kabupaten Garut, Jawa Barat menanggung rugi.
Hal ini membuat sopir angkot terpaksa mengisi angkot mereka dengan Pertalite.
Padahal tarif angkot di Garut telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.
"Harga Pertalite tidak seimbang dengan tarif angkutan yang ditetapkan pemerintah, makanya para pengusaha merugi karena operasional tinggi," ujar Ajat Sudrajat, Bendahara Organda (OrganisasiAngkutan Darat) Kabupaten Garut.
(BACA JUGA: Jalan Tol Akses Priok Resmi Berbayar. Ini Dia Tarifnya..)
Saat ini Organda pun sudah berencana untuk menyikapi permasalahan ini.
Menurut Ajat, Organda akan segera Berkoordinasi dengan Dishub terkait adanya kebijakan baru.
Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kabupaten Garut, Deni Desta, mengaku telah mengetahui keluhan para sopir angkot.
Menurut Deni, sopir angkot memang tengah terjebak di situasi yang sulit.
Mereka harus mengisi BBM dengan Pertalite, tapi tetap harus bersaing dengan adanya transportasi online, termasuk soal harganya.
"Jadi kalau memang mau ada kompensasi buat angkot, pemerintah bisa sediakan SPBU yang sediakan premium," ujar Deni.
Deni juga mengakui bahwa selama ini pemerintah menentukan tarif pada angkot itu berdasarkan bahan bakar Premium.
Soal Premium langka ini memang sudah diketahui umum kalau Pertamina sudah mulai mengurangi suplai ke SPBU.
Di satu sisi disebut-sebut pihak SPBU kabarnya lebih suka jual BBM non subsidi karena untungnya lebih besar.
Namun apapun penyebab riilnya, rakyat kecil seperti sopir angkot ikut tercekik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Premium Langka di Garut, Organda Keluhkan Biaya Operasional Angkutan Tidak Imbang"