GridOto.com - Sejak tes pramusim MotoGP beberapa waktu lalu, Honda menyusul Ducati dalam penggunaan swing arm berbahan serat karbon.
Swing arm karbon saat ini sedang giat dikembangkan terutama setelah populernya penggunaan rem karbon.
Aprilia yang pernah menggunakan swing arm karbon di kelas 250 cc juga sedang giat mencoba untuk digunakan di di Aprilia RS-GP.
Swing arm karbon bakal jadi andalan di MotoGP, tapi sebenarnya apa sih keunggulannya?
(BACA JUGA:Mengapa Knalpot YZR-M1 2018 Pakai Satu Knalpot Seperti Itu?)
Dilansir GridOto dari Crash.net, Direktur Teknologi MotoGP, Corrado Cecchinelli, menjelaskan dengan rinci apa saja keunggulan swing arm tersebut.
Kebetulan juga, Checcinelli pernah bekerja di parbikan motor Piaggio dan Ducati.
Saat Ducati mulai memakai swing arm, Checcinelli adalaha wakil Direktur Ducati Corse.
"Serat karbon material yang sangat cocok dengan permukaan lebar, bukan komponen kecil, jadi bagiku sangat cocok digunakan jadi swing arm, juga karena swing arm didesain untuk kaku," kata Cecchinelli.
(BACA JUGA:Rem MotoGP Zaman Now Kuat Banget Sob, Tonton Nih Cara Kerjanya!)
Selain kaku, swing arm haruslah kuat dan ringan.
"Hampir semua swing arm akan lebih ringan jika dibuat dari serat karbon dibanding alumunium," tambahnya.
Jika swing arm berbahan alumunium dipaksakan dibuat kaku, bakal mudah pecah dan patah.
Itulah kekurangan alumunium yang segera ditutup oleh bahan serat karbon.
(BACA JUGA:Mengapa Knalpot YZR-M1 2018 Pakai Satu Knalpot Seperti Itu?)
Ada yang bilang bahwa swing arm karbon jauh lebih mahal dibanding alumunium, itu benar tapi tak sepenuhnya benar.
Memang sih, jika hanya membuat satu buah swing arm, bahan karbon lebih mahal dibanding alumunium.
Tapi Cecchinelli menjelaskan jika swing arm dibuat untuk sangat kaku, dia bakal mudah patah dan akhirnya dalam semusim butuh banyak swing arm.
Sedangkan swing arm karbon bisa dibilang lebih awet dan tidak mudah patah, makanya tidak selalu bisa dikatakan karbon lebih mahal.
(BACA JUGA:Tak Pernah Balapan, Ini Proyek Terlarang Yamaha Untuk Kalahkan Valentino Rossi dan NSR500-nya)
Kekurangan lainnya adalah masalah keselamatan.
"Bukan karena serat karbon tidak aman, tapi karena setelah crash memungkinkan swing arm karbon lebih sulit dianalisis masalahnya," tambah Cecchinelli.
Swing arm karbon harus diteliti dengan sinar X untuk penyelidikan cukup dalam setelah crash, tidak seperti alumunium yang langsung bisa dilihat di trek atau di box.
Selain itu, swing arm karbon lebih rentan hancur menjadi potongan kecil jika ada kecelakan besar.
(BACA JUGA:Ngeri, Inilah Honda 'NSR-500'-nya Valentino Rossi versi Jalan Raya)
Jika alumunium mudah patah jika dipaksakan kaku, serat karbon lebih mudah hancur.
Lalu mengapa tidak semua tim MotoGP menggunakan swing arm berbahan serat karbon?
Beberapa tim saat ini masih puas dengan batas kekakuan swing arm alumunium mereka dan hasilnya masih bisa diterima.
"Intinya: sulit didesain, sulit diproduksi, bisa repot kalau kena crash parah, dan sementara teknologi konvensional menggunakan alumunium masih bisa diterima hasilnya, karena masih dominan digunakan sampai saat ini," sambung Cecchinelli.
(BACA JUGA:Cara Pembalap MotoGP Tes Helm Asal Indonesia, Tonton Videonya!)
Kelebihan swing arm karbon | Kekurangan swing arm karbon |
- lebih kaku dibanding alumunium sehingga lebih bagus untuk balapan | - untuk membuat satu buah swing arm, biayanya cukup mahal |
- tidak mudah patah seperti alumunium | - lebih mudah hancur menjadi potongan kecil |
- untuk jangka panjang, biayanya lebih murah (syarat: tidak mengalami crash parah yang membuat swing arm hancur) | - sulit didesain, sulit dibuat |
- lebih ringan daripada alumunium |