Sedangkan swing arm karbon bisa dibilang lebih awet dan tidak mudah patah, makanya tidak selalu bisa dikatakan karbon lebih mahal.
(BACA JUGA:Tak Pernah Balapan, Ini Proyek Terlarang Yamaha Untuk Kalahkan Valentino Rossi dan NSR500-nya)
Kekurangan lainnya adalah masalah keselamatan.
"Bukan karena serat karbon tidak aman, tapi karena setelah crash memungkinkan swing arm karbon lebih sulit dianalisis masalahnya," tambah Cecchinelli.
Swing arm karbon harus diteliti dengan sinar X untuk penyelidikan cukup dalam setelah crash, tidak seperti alumunium yang langsung bisa dilihat di trek atau di box.
Selain itu, swing arm karbon lebih rentan hancur menjadi potongan kecil jika ada kecelakan besar.
(BACA JUGA:Ngeri, Inilah Honda 'NSR-500'-nya Valentino Rossi versi Jalan Raya)
Jika alumunium mudah patah jika dipaksakan kaku, serat karbon lebih mudah hancur.
Lalu mengapa tidak semua tim MotoGP menggunakan swing arm berbahan serat karbon?
Beberapa tim saat ini masih puas dengan batas kekakuan swing arm alumunium mereka dan hasilnya masih bisa diterima.
"Intinya: sulit didesain, sulit diproduksi, bisa repot kalau kena crash parah, dan sementara teknologi konvensional menggunakan alumunium masih bisa diterima hasilnya, karena masih dominan digunakan sampai saat ini," sambung Cecchinelli.
(BACA JUGA:Cara Pembalap MotoGP Tes Helm Asal Indonesia, Tonton Videonya!)
Kelebihan swing arm karbon | Kekurangan swing arm karbon |
- lebih kaku dibanding alumunium sehingga lebih bagus untuk balapan | - untuk membuat satu buah swing arm, biayanya cukup mahal |
- tidak mudah patah seperti alumunium | - lebih mudah hancur menjadi potongan kecil |
- untuk jangka panjang, biayanya lebih murah (syarat: tidak mengalami crash parah yang membuat swing arm hancur) | - sulit didesain, sulit dibuat |
- lebih ringan daripada alumunium |