Ignis SE yang kami tes ini bertransmisi manual, dan saat perpindahan gigi berlangsung, tuas perseneling terasa sangat enteng dengan pedal kopling yang juga ringan.
Respons mesinnya kuat di putaran menengah, sehingga saat kami overtake di lalu lintas perkotaan, rasanya sangat ringan untuk berakselerasi.
Bahkan, Ignis SE manual ini terasa lebih responsif dibanding Baleno bertransmisi manual.
(BACA JUGA: Modalnya Lumayan, Ubah Suzuki Ignis Tipe GL dan GX Jadi Ignis SE )
Beda kelas memang, tapi terbayang betapa lincahnya Ignis mengingat Baleno datang dari kelas yang lebih tinggi dengan mesin lebih bertenaga.
Kecekatan itu semakin bernilai mengingat kenyamanan yang diberikan Ignis SE tidaklah buruk.
Tak ada perbedaan set suspensi antara GL, SE dan GX, sehingga sama saja dengan Ignis lainnya.
Bantingannya tidak keras, namun juga tidak lembut.
Tapi untuk pengendaraan dalam kota, ia sudah cukup nyaman karena guncangan di kabin bisa diredam dengan sangat baik.
Peredeman suara termasuk oke karena dibanding Honda Brio RS misalnya, ia sedikit lebih kedap setidaknya dari road noise saat mobil berjalan.
Last but not least adalah performanya.
Transmisi manual memang melelahkan saat bertemu macet, tapi sangat potensial jika melaju di jalan minim hambatan.
Akselerasi terbukti lebih kencang dengan catatan 0-100 km/jam dalam 11,6 detik.
(BACA JUGA: Suzuki Ignis SE Resmi Diluncurkan, Ini Bedanya dengan Varian GX dan GL)
Lebih cepat dari versi AGS (otomatis) yang butuh 12,9 detik untuk parameter serupa.
Lebih impresif lagi saat membahas efisiensi BBM.
Jika di rute Tol bisa meraih 21 km/l, mungkin sudah tidak aneh mengingat Ignis memang sebuah mobil kompak.
Tapi Ignis SE bertransmisi manual ini di rute Dalam Kota bisa meraih 18,7 km/l yang artinya luar biasa hemat bahkan untuk ukuran mobil urban.
Ignis AGS? 17,2 km/l untuk rute Dalam Kota dan 20,5 km/l untuk rute Tol.
Angka itu bisa tercapai berkat beberapa faktor, di antaranya minimnya power loss karena ini bertransmisi manual, dan optimalisasi rasio gir yang membuatnya pas untuk melaju di jalur perkotaan dengan kecepatan rata-rata 20-40 km/jam.