GridOto.com - Sudah muncul dua prototipe, PT Mobil Anak Bangsa (MAB) akan membuat prototipe ketiga bus listrik yang dijadwalkan akan digarap di kuartal kedua tahun 2018 ini.
Mobil Anak Bangsa merupakan produsen bus listrik yang diinisiasi Jenderal Purn Moeldoko yang sekarang menjadi Kepala Staf Presiden.
Direktur Teknik PT Mobil Anak Bangsa (MAB) Bambang Tri Sasongko mengatakan, pembuatan prototipe bus listrik ketiga akan berformat bus antarkota.
Menyusul kemudian prototipe keempat untuk mendapatkan lulus uji tipe di Kementerian Perindustrian RI sehingga bisa diproduksi massal mulai semester II tahun 2018 ini.
(BACA JUGA: Sudah Tanda Tangan Sana-Sini, Bus Listrik MAB Bakal Melenggang Duluan)
"Kita sudah membuat prototipe. Prototipe pertama untuk menguji aspek mekatroniknya."
"Sementara prototipe kedua untuk menguji performa struktur bodi."
"Nanti prototipe ketiga kita buat menjadi bus antar kota untuk menguji chassis frame dan bodi," kata Bambang Tri Sasongko di sela pameran kendaraan komersial GIICOMVEC 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan (4/3/2018).
Kedua prototipe bus listrik MAB yang dipamerkan di GIICOMVEC merupakan tipe bus low floor untuk bus kota atau bus apron bandara.
Saat ini MAB telah mendapat pesanan 200 unit bus dari dua perusahaan otobus (PO).
Masing-masing 150 unit bus dari PO Pahala Kencana yang nanti akan dioperasikan di wilayah Jabodetabek dan Pulau Jawa, serta 50 unit bus dari PO Sabar Subur.
Penandatanganan MoU pembelian ke-200 bus dilakukan perwakilan kedua PO dengan manajemen MAB di hari kedua penyelenggaraan GIICOMVEC 2018, Jumat (2/3/2018).
Bambang menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan fasilitas produksi bus listrik ini di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dan di Magelang, Yogyakarta.
Masing-masing berkapasitas 100 unit bus per bulan.
(BACA JUGA: Pertanda Apa Nih, Pasar Mobil Bekas Lari Ke Karawang?)
Bambang menegaskan, ke depan MAB akan fokus menggarap bus listrik karena selain mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, bus listrik juga lebih rendah biaya operasionalnya.
"Biaya operasional bus listrik bisa 75 persen lebih rendah dari bus konvensional. Selain itu, industri ini juga menggunakan komponen lebih sedikit dan proses produksinya menyerap tenaga kerja," kata Bambang Tri Sasongko.
Sampai prototipe III nanti, komponen yang masih akan diimpor adalah sistem suspensi, gandar depan dan belakang, baterai, sistem kemudi dan sistem pengereman.
Bakal bikin bus Double Decker enggak ya?