Meski begitu masyarakat Indonesia menyebutnya dengan nama ‘Kijang Doyok’.
Karena bentuknya yang mirip-mirip alias kotak, makanya penyebutan Kijang Buaya dan Kijang Doyok sering tertukar.
(BACA JUGA: Perbedaan Teknis Berikutnya Antara Wuling Cortez dengan Kijang Innova)
Kijang ini mengalami banyak penyempurnaan, seperti penggunaan pintu yang lebih manis dengan engsel baru yang tidak menyerupai engsel pintu rumah.
Mesinnya pun turut direvisi, yakni dengan mengusung mesin berkode 4K dengan kapasitas 1.300 cc dengan transmisi manual 4-percepatan.
Urusan suspensi, masih sama dengan generasi sebelumnya yang menggunakan per daun di depan dan belakang.
3. Generasi III (1986-1996) - Kijang Super
Untuk pertama kalinya Kijang menggunakan teknologi ‘full pressed body’.
Teknologi ini menekan penggunaan dempul hingga 5 kg, sehingga bodi mobil diklaim lebih ringan.