Kisah Niki Lauda, Pembalap F1 yang Pernah Sebut Ferrari 'Sampah'

Radityo Kuswihatmo - Kamis, 22 Februari 2018 | 09:06 WIB

Niki Lauda pada 1978 silam (Radityo Kuswihatmo - )

GridOto.com - Ada satu orang yang pernah menyebut Ferrari 'sampah' lalu berhasil menjadi juara dunia dengannya.

Dia adalah Niki Lauda, mantan pembalap F1 yang tepat hari Kamis ini (22/2/2018) berulang tahun ke-69.

Kisah ini dimulai dari awal karir Niki Lauda di F1 dengan tim March pada Mei 1972.

Tapi sayangnya di tahun itu juga, tim itu mengalami kebangkrutan.

(BACA JUGA: Legenda Satu-satunya, Juara Dunia MotoGP yang Juga Juara Dunia F1)

Niki Lauda yang tidak memiliki apa-apa selain kemampuan balap tidak memiliki pilihan selain tetap berada di dunia balap.

Tahun 1973, Niki Lauda bergabung bersama tim BRM dan memiliki balapan yang rumit bersama mereka tetapi memiliki hasil cukup baik.

Ferrari yang saat itu tidak pernah memenangkan juara dunia setelah John Surtees di 1964 tertarik dengan Niki Lauda ini.

Tahun 1974, Ferrari mengambil Niki Lauda dari tim BRM dan menjadikannya pembalapnya.

(BACA JUGA: Enam Pembalap MotoGP Hebat Yang Tak Pernah Dapat Gelar Juara Dunia)

Setelah tes pertama di 1974 dengan Ferrari 312, Niki Lauda berkata pada Enzo Ferrari bahwa mobil itu 'sampah'.

Tetapi Niki Lauda berjanji padanya bisa membuatnya menjadi mobil hebat.

Di musim 1974 itu, Niki Lauda berhasil meningkatkan performanya bersama Ferrari dan melaju di posisi ke-4 klasemen.

Tahun 1975, dengan Ferrari 312/T Niki Lauda berhasil menjadi juara dunia bersama Ferrari.

(BACA JUGA: Sejarah NASCAR: Penyelundupan dan Minuman Keras)

Setahun setelahnya, Niki Lauda kembali memenangkan lima balapan dan sepertinya menjadi juara dunia lagi.

Di F1 Jerman 1976 Niki Lauda mengalami kecelakaan dan mobilnya terbakar.

Niki Lauda tiba di rumah sakit dengan luka bakar tingkat tiga di kepala dan pergelangan tangan, beberapa tulang patah, dan paru-paru hangus karena menghirup asap.

Niki Lauda hampir dinyatakan meninggal, tetapi dia berhasil mengejutkan dokter.

(BACA JUGA: Yuk Mengenal Birabongse, Pangeran Thailand, Pembalap F1 Pertama di Asia Tenggara)

Enam minggu kemudian, dengan darah masih merembes dari perban di kepalanya Niki Lauda menempati posisi ke-4 di F1 Italia.

Pada Oktober 1976, di F1 Jepang terjadi hujan lebat.

Niki Lauda memutuskan itu terlalu berbahaya untuk balapan dan dia mundur, dan mengakhiri perebutan gelar juaranya.

Di Italia, beberapa mengatai Niki Lauda sebagai pengecut.

(BACA JUGA: Ini Dia Beberapa Logo Ducati Beserta Sejarahnya)

Bahkan Enzo Ferrari memiliki keraguan dan membuat rencana untuk menggantikannya.

Niki Lauda pun bereaksi dengan menjadi juara dunia di 1977, dia memenangkan gelar sebagai bentuk balas dendam.

Setelah merebut gelar juara dengan dua balapan tersisa (Kanada dan Jepang), Niki Lauda memutuskan melewatkan dua balapan itu.

Niki Lauda mengatakan pada Enzo Ferrari dia keluar dari Ferrari.

(BACA JUGA: Legenda Satu-satunya, Juara Dunia MotoGP yang Juga Juara Dunia F1)

Enzo Ferrari mengatainya sebagai pengkhianat karena pindah ke tim Brabham Bernie Ecclestone.

 Keluarnya Niki Lauda dari Ferrari tidak memberinya gelar juara lagi.

Thisisf1.com
Niki Lauda sekarang

Setelah itu Niki Lauda memutuskan membuat perusahaan penerbangannya sendiri, Lauda Air.

Sebagai seorang pembalap, Niki Lauda tidak bisa jika tidak berada di atas mobil balap.

(BACA JUGA: Gini Penampakan Mobil Pemenang F1 dari Dulu sampai Sekarang)

Tahun 1982 Niki Lauda bergabung bersama McLaren.

Tahun 1984 Niki Lauda mendapatkan gelar juara duniannya yang ke-3 dan akhirnya pensiun setelah musim 1985 berakhir.

Setelahnya Niki Lauda pernah bekerja sebagai penasihat untuk Ferrari, kepala tim Jaguar, dan komentator televisi.

Sekarang Niki Lauda menjadi Ketua Non-Eksekutif dari Tim F1 Mercedes.