HANDLING
Yuk langsung coba jalan, ngeeeeeng... Ternyata ringan, bobot motor ini cuma 131 Kg untuk versi CBS dan 132 kg untuk yang ABS.
Bukan cuma ringan saat mendorong, geser-geser dan memposisikan ke standar tengah, tapi juga dengan manuvernya.
Tentunya berkat sasis baru, yang kini sudah menggunakan rangka tipe double cradle, pipanya lebih kecil tapi konstruksinya lebih kokoh.
Handlingnya jadi presisi dan stabil banget ketika dipakai menikung, baik zig-zag maupun menikung panjang
Selain rangka, kaki-kakinya juga berubah. Suspensi depan masih mirip tapi yang belakang lebih tinggi 15 mm dan punya per dengan 3 kerapatan yang berbeda.
Suspensi ini punya karakter stabil di aspal mulus saat dipakai riding sendirian, tapi rebound-nya terlalu cepat efeknya saat melibas simulasi polisi tidur jadi keras bantingan baliknya.
Namun ketika dipakai boncengan, dengan beban yang lebih berat karakter suspensinya jadi jauh lebih nyaman.
Rodanya juga berbeda, sekarang peleknya lebih lebar tapi sukses memangkas bobot hingga 0,8 kg.
Ban tubeless-nya, naik dari 90 jadi 100/80-14 di depan, sedang yang belakang dari 100/90-17 jadi 120/70-14. Bannya IRC SCT-007, gripnya tergolong bagus.
Remnya cukup pakem, depan dan belakang semua pakai disc brake. Rem belakang cakram ini hanya ada di Indonesia loh, versi Thailand contohnya masih pakai teromol.
Ada dua pilihan rem, pertama ABS satu channel. Jadi ABS cuma untuk roda depan.
Kenapa bukan di kedua roda?
Menurut Yasuyuki Maeda, PCX Large Project Leader, All New PCX, depan saja cukup untuk membantu kestabilan saat pengereman di jalan licin.
Ciri versi ABS ini kaliper depan pakai 2 piston seperti yang tersedia saat sesi tes.
Pilihan kedua, rem CBS (Combined Brake System), sehingga ketika hanya menarik tuas rem belakang (kiri), maka rem depan ikut bekerja kendati tak sekuat jika tuas rem kanan diremas. Ciri versi CBS ini menggunakan kaliper depan 3 piston.
MENCOBA ABS 1 CHANNEL
Performa pengereman juga dicoba merasakan kinerja rem kendati cuma pakai ABS 1 channel.
Melaju dengan kecepatan sekitar 50 km/jam, lalu rem depan dan belakang ditarik kuat secara bersamaan.
Roda depan sangat terasa tetap stabil, enggak ada gejala ngesot karena berhenti secara perlahan tanpa mengunci. Oiya modulator ABS memompa sebanyak 10 kali per detik, jadi di handel terasa lembut tidak mengagetkan.
Meski begitu, rem belakang tentu tetap mengunci, cuma gelaja ngesot ke kanan atau kiri terasa minim.
Jadi ternyata memang benar, kinerjanya bisa membantu kestabilan saat mengerem keras (hard braking) atau ketika di trek licin.