GridOto.com - Salah satu pendatang baru di kelas Medium MPV yaitu Wuling Cortez, siap melawan Toyota Kijang Innova.
Cortez menggunakan pendekatan yang berbeda dari Innova perihal transmisi dan sistem penggerak.
(BACA JUGA: Tenaga Setara Innova! Walaupun Kapasitas Mesin Cortez Lebih Kecil)
Wuling Cortez tersedia dalam 2 pilihan transmisi, yaitu manual dan otomatis.
Pada Innova, pilihan yang bertransmisi manual menggunakan rasio 5 percepatan.
Sementara pada Cortez, rasionya 1 gigi lebih banyak yakni 6 percepatan.
Kemudian soal transmisi otomatis.
Cortez menggunakan transmisi intelligence Automatic Manual Transmition (i-AMT) 5 pecepatan.
Sedangkan Innova memakai transmisi otomatis konvensional dengan sistem hidraulis.
Secara singkat transmisi i-AMT Wuling Cortez adalah transmisi manual yang diotomatiskan perpindahannya oleh sebuah modul.
(BACA JUGA: Rekomendasi Bahan Bakar Wuling Cortez, Ternyata Cukup Pakai Ini)
i-AMT sejatinya merupakan transmisi manual, namun meniadakan proses menginjak kopling saat berpindah gigi.
Tak hanya itu, transmisi i-AMT juga mampu menaik-turunkan sendiri posisi gigi sehingga tercipta rasa berkendara layaknya transmisi otomatis.
Kelebihan dari transmisi i-AMT adalah biaya perawatan yang lebih rendah jika dibanding matik konvensional serta lebih efisien biaya saat produksi.
(BACA JUGA: Cortez Tak Pelit Fitur, Wuling: Ini MPV Sesungguhnya)
Namun, setiap kelebihan pasti memiliki kekurangan.
Transmisi i-AMT Wuling Cortez, saat perpindahan gigi lebih potensial muncul jeda sehingga akan mengurangi kenyamanan karena tidak halus.
Bukan hanya itu, di saat tanjakan pun mobil yang menggunakan transmisi i-AMT akan meluncur mundur tanpa tertahan layaknya transmisi otomatis hidraulis biasa.
Lanjut berbicara sistem penggerak.
Untuk sistem penggerak Wuling Cortez menggunakan roda depan alisa FWD sedangkan Toyota Kijang Innova berpenggerak roda belakang (RWD).
Soal penggerak ini menjadi isu tersendiri bagi konsumen Indonesia.
Bagi mereka yang pro, FWD unggul di soal potensi efisiensi BBM karena lebih sedikit komponen dalam menghantar output mesin ke roda.
Namun bagi mereka yang tidak suka, FWD kerap dituduh atas rendahnya durabilitas komponen.
Tak hanya itu, pada situasi menanjak ekstrem dengan beban penuh, FWD kerap didera skeptisme karena grip yang kurang baik.
Alasannya, saat menanjak, beban beralih ke belakang sehingga membuat roda depan tidak mendapat grip maskimal.
Untuk ulasan Wuling Cortez, Anda bisa lihat video di bawah ini: