i-AMT sejatinya merupakan transmisi manual, namun meniadakan proses menginjak kopling saat berpindah gigi.
Tak hanya itu, transmisi i-AMT juga mampu menaik-turunkan sendiri posisi gigi sehingga tercipta rasa berkendara layaknya transmisi otomatis.
Kelebihan dari transmisi i-AMT adalah biaya perawatan yang lebih rendah jika dibanding matik konvensional serta lebih efisien biaya saat produksi.
(BACA JUGA: Cortez Tak Pelit Fitur, Wuling: Ini MPV Sesungguhnya)
Namun, setiap kelebihan pasti memiliki kekurangan.
Transmisi i-AMT Wuling Cortez, saat perpindahan gigi lebih potensial muncul jeda sehingga akan mengurangi kenyamanan karena tidak halus.
Bukan hanya itu, di saat tanjakan pun mobil yang menggunakan transmisi i-AMT akan meluncur mundur tanpa tertahan layaknya transmisi otomatis hidraulis biasa.
Lanjut berbicara sistem penggerak.
Untuk sistem penggerak Wuling Cortez menggunakan roda depan alisa FWD sedangkan Toyota Kijang Innova berpenggerak roda belakang (RWD).
Soal penggerak ini menjadi isu tersendiri bagi konsumen Indonesia.
Bagi mereka yang pro, FWD unggul di soal potensi efisiensi BBM karena lebih sedikit komponen dalam menghantar output mesin ke roda.
Namun bagi mereka yang tidak suka, FWD kerap dituduh atas rendahnya durabilitas komponen.
Tak hanya itu, pada situasi menanjak ekstrem dengan beban penuh, FWD kerap didera skeptisme karena grip yang kurang baik.
Alasannya, saat menanjak, beban beralih ke belakang sehingga membuat roda depan tidak mendapat grip maskimal.
Untuk ulasan Wuling Cortez, Anda bisa lihat video di bawah ini: