2. Rusak
Semakin baik dan mulusnya kondisi kendaraan, maka semakin baik pula harga jual motor tersebut di pasaran motor bekas.
Sebab diler menganggap motor bisa siap pakai dan bisa langsung dipajang.
Kondisi sebaliknya terjadi jika motor sudah rusak di beberapa bagian.
Kawoh, seorang tenaga pemasaran di diler mokas Sukses Motor, Pasar Rebo, Jakarta Timur menyatakan diler tidak mungkin memajang motor yang rusak, misalnya body yang pecah ataupun rantai gir yang sudah aus.
Karena itu motor yang dijual dalam kondisi rusak harus diperbaiki terlebih dahulu. Biaya perbaikan iniah yang dibebabkan ke pemilik motor. Caranya dengan menghargai murah.
Baca juga : Rantai Keteng, Suku Cadang yang Bisa Bikin Motor Rusak Total
"Kalau diler kami tidak melihat usia tahun atau kilometer, tapi ke kondisi. Karena kita jual kualitas. Saya kalau lihat motor ban yang kondisinya sudah 50 persen saja langsung saya ganti baru," kata Kawoh.
3. Terlalu Pasaran
Persebaran jumlah motor di tengah masyarakat juga mempengaruhi harga jual motor di pasaran motor bekas.
Motor yang mudah ditemui dan mudah pula untuk mendapatkannya biasanya dihargai relatif murah, alias jatuh dari harga jual asli.
Sebaliknya, motor yang sudah jarang ditemui biasanya dihargai mahal. Kondisi ini biasanya terjadi pada motor yang sudah stop produksi namun tengah dicari banyak orang.
Kawoh mencontohkan harga bekas Ninja 150 alias Ninja 2-Tak tipe RR tahun 2015. Ninja yang merupakan produk tahun terakhir produksi tersebut masih bisa dihargai sekitar Rp 30 juta. Pada tahun 2015, Ninja RR dibanderol sekitar Rp 38 juta.
"Karena sudah stop produksi, tapi orang masih banyak nyari. Jadi harganya tidak jatuh banyak. Masih segitu-segitu aja," ujar Kawoh.
Salah satu Ninja 2 Tak tipe RR yang dijual di diler motor bekas Tria Motor di Sukmajaya, Depok, Rabu (31/1/2018).
Artikel ini sudah ditayangkan Kompas.com dengan judul Kenali Beberapa Penyebab Jatuhnya Harga Jual Motor Bekas