Mengenang Motor Nasional SMI Peninggalan Orde Baru yang Nyaris Berjaya

Akbar - Rabu, 31 Januari 2018 | 12:49 WIB

Presiden Soeharto mencoba motor nasional SMI Ekspressa (Akbar - )

Ia mirip macam Suzuki Satria FU 150 terutama pada bagian depannya sampai agak turun ke bawah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun GridOto.com, SMI ini memakai kopling ganda seperti motor sport dan seinnya terpisah dari lampu utama.

Hal ini makin membuatnya mirip si FU. Bentuk ini dipilih karena dinilai mampu menarik konsumen apabila motor ini nantinya dirilis.

 

Mesin Motor SMI

Istimewa
Mesin SMI Ekspressa

Untuk bagian mesin motor SMI ini menggunakan MCB 100 hasil dari bantuan PT Pederal Motor.

Kedatangan mesin ini semakin menyempurnakan kendaraan tersebut karena dilengkapi dengan spesifikasi 1 silinder dan 4 tak yang dianggap mampu mengimbangi Honda Supra kala itu.

Meskipun belum sempurna tapi kendaraan ini digadang mampu menyaingi si motor massal pada waktu itu. Kalau saja motor ini masih ada tentu menjadi salah satu kendaraan favorit ya sob.

Krisis 1998 mengubur impian motor SMI

Ilustrasi krisis 1998

Meski sepat menjadi harapan, tapi motor ini layu sebelum mekar bahkan bisa dikatakan belum sempat berjaya.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, krisis moneter pada tahun 1998 menguburnya dalam-dalam, serta ketidak stabilan politik di Indonesia membuatnya terbengkalai saat itu.

Kejadian 98 tersebut memang melumpuhkan semua aktivitas di Indonesia, selain menyerang proyek ini keadaan waktu juga membuat presiden Suharto mundur dari jabatannya.

Sungguh suatu yang sangat disayangkan padahal apabila terus berlanjut akan semakin berkembang motor ini.

Motor SMI ini tentu menjadi peninggalan Pak Harto sebelum mundur. Karena kemunculannya merupakan ide dari beliau dan tentunya dibarengi dengan masukan para pejabatnya.

Pada tahun 1997 sempat diresmikan di depan Istana Negara dengan peluncurannya dinaiki langsung oleh presiden ke 2, dengan diikuti oleh pengawalnya.

Apabila melihat sejarahnya nama motor ini merupakan singkatan dari ekspressa (ekspresi bangsa) meskipun pada akhirnya belum muncul tapi sejarahnya patut untuk dikenang.