Lain soal pada kasus kedua. Saat Anda melintasi sebuah persimpangan jalan dengan visual dari arah lain yang terbatas, tidak perlu membunyikan klakson secara panjang atau berulang-ulang. Cukup satu kali dengan intonasi yang pendek saja sebagai pertanda kehadiran Anda di persimpangan tersebut.
“Bunyi klakson juga mengandung arti. Misalnya membunyikan klakson sekali dianggap sebagai sapaan, dibunyikan dua kali seperti panggilan atau meminta perhatian atau bahkan sebuah ucapan terima kasih saat Anda menyalip kendaraan lain,” ujar Jusri Palubuhu, pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) saat diubungi oleh GridOto.com.
Jusri penambahkan, penggunaan klakson yang salah, bisa memancing emosi pengendara lain. Misalnya membunyikan klakson secara panjang tanpa putus.
Selain berisik, menurut Jusri, pengendara lain yang ada di sekitar Anda juga tidak senang diperlakukan seperti itu. Ujung-ujungnya akan menjadi sebuah keributan di jalan raya.
Jusri juga mengingatkan, di tempat tertentu Anda diharamkan membunyikan klakson.
Diantaranya saat berada di depan rumah ibadah, lingkungan sekolah atau melewati sebuah lingkungan yang sedang berduka di sebuah perumahan.