Ia lebih memilih kulit kambing muda sebagai bahan pembuat sarung tangan buatannya karena.
Menurut Sobfa, kulit kambing diyakini punya sifat bahan yang lebih lentur sehingga lebih mudah mengikuti kontur tangan pemakainya.
“Lentur disini bukan seperti karet yang mudah melar, namun lebih mudah untuk mengikuti bentuk tangan pemakainya dan tidak rentan sobek. Selain itu juga, pewarnaannya juga tak mudah luntur dan menempel di kulit tangan pengendara meski sering digunakan,” tutur Sobfa.
Ada beberapa pilihan model untuk sarung tangan ini di pasaran. Ada model panjang dengan model jari tertutup seluruhnya dan ada model terbuka atau model pendek yang menyisakan bagian ujung-ujung jari.
Masing-masing produsen juga berkreasi sendiri dengan model lubang hawa atau perforated yang berbeda-beda di setiap sarung tangan.
Soal warna, di pasaran tersedia beragam pilihan kelir yang bisa dipadupadankan dengan pakaian berkendara penunggang kuda besi. Seperti merah, kuning, biru, cokelat tua, cokelat muda dan hitam.
Sarung tangan retro klasik berbahan kulit yang lembut ini rata-rata dipasarkan dengan banderol mulai Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribuan.