GridOto.com - Sport fairing Yamaha All New R15 bisa dibilang menjadi yang paling beda diantara lawan-lawannya.
Bagaimana tidak, saat Honda dan Suzuki membekali sport fairing mereka dengan mesin DOHC, Yamaha setia menggunakan SOHC seperti yang ada pada V-ixion series.
DOHC sendiri secara teknis bisa dibilang akan lebih baik dalam segi penyaluran power dibanding SOHC.
Lalu kenapa ya Yamaha enggak bikin DOHC buat All New R15?
(BACA JUGA: Bingung Milih Mesin SOHC Atau DOHC? Kenali Dulu Apa Bedanya)
Dyonisius Beti, selaku Executive Vice President YIMM (PT Yamaha Indonesia Manufacturing Motor), menjelaskan bahwa SOHC dengan konfigurasi over stroke yang nendang di putaran bawah lebih cocok untuk Indonesia.
"Mesin DOHC itu lebih bagus di putaran mesin tinggi," ujarnya seperti dikutip dari otomotifnet.gridoto.com.
Dan jika melihat kondisi lalu lintas dan jalan raya di Indonesia, kami rasa kombinasi SOHC dan VVA menjadi pilihan yang paling cocok. Total balance," lanjutnya.
Putaran atas yang menjadi keunggulan mesin DOHC, rupanya juga bukannya tidak diperhitungkan oleh Yamaha.
(BACA JUGA: Mana Coba Yang Jadi Raja Sport Fairing 150cc Di 2017? Ini Jawabannya)
VVA (Variable Valve Action), adalah jalan yang ditempuh oleh Yamaha agar mesin SOHC All New R15 bisa beradu dengan lawan-lawannya.
VVA sendiri merupakan mekanisme yang memungkinkan klep masuk punya durasi dan lift yang berbeda antara putaran bawah dan atas.
Khusus untuk menggerakan klep in, ada dua lobe camshaft atau kem yang bekerja secara variable atau bergantian.
Selain itu, teknologi VVA yang disematkan juga diklaim membuat keluaran tenaga mengisi terus sejak putaran mesin bawah hingga putaran mesin atas.
Oo..,jadi gitu to alasannya.
Berita ini sudah tayang di Otomotifnet.com dengan judul Dua Alasan Yamaha Tak Gunakan DOHC di Mesin Baru All New R15