Bagaimana Pereli Bisa Sampai Tersesat di Reli Dakar?

Radityo Kuswihatmo - Selasa, 9 Januari 2018 | 10:18 WIB

Laia Sanz dan Jordi Viladoms saat Reli Dakar 2016. Bagian depan adalah instrumen di motor mereka. (Radityo Kuswihatmo - )

Roadbook memberikan arah spesifik dan jarak tempuh yang harus dilalui, juga terdapat tanda-tanda seperti simbol bebatuan atau sungai untuk mempermudah pereli.

Di sepeda motor pereli, ada dua odometer, satu yang berada di motor dan satunya menggunakan GPS.

Pereli harus mengecek odometer dan membandingkan dengan roadbook untuk mencari jalan dan menemukan waypoint.

Dilansir GridOto.com dari Hino-global.com, Waypoint adalah titik yang harus diikuti para pereli atau berfungsi seperti checkpoint (CP).

Jadi tiap pereli harus menemukan dan mengikuti titik itu yang berfungsi sebagai trek yang harus dilalui di reli.

(BACA JUGA: Nih, 10 Wanita Tangguh Peserta di Reli Dakar 2018)

Ada dua jenis waypoint di Reli Dakar yakni waypoint mask atau WPM dan waypoint safety atau WPS.

Di WPM, GPS mulai menunjukkan arah saat kendaraan pereli memasuki wilayah 800 m dari titik waypoint, dan pereli dianggap sukses jika memasuki wilayah 200 m dari titik itu.

Sementara di WPS, pereli akan melihat titik waypoint dari jarak 3 km namun pereli harus berada 90 m dari titik untuk dianggap melewati waypoint tersebut.

Para pereli harus melewati semua waypoint yang biasanya ada 40 hingga 50 titik per harinya.

Waypoint ini juga biasanya ditandai di roadbook tetapi koordinatnya tidak dituliskan.

Saat pereli mendekati waypoint maka GPS akan bersuara 'beep' dengan keras, dan setelah itu anak panah akan muncul di layar GPS menunjukkan arah waypoint tersebut.

Jika pereli tidak bisa segera menemukan waypoint tentunya dia harus berputar ke titik sebelumnya untuk menelusuri arah yang benar.

Di saat seperti inilah pereli bisa dikatakan tersesat.