GridOto.com - Kecelakaan maut Metromini di Velbak, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan menambah daftar panjang kecelakaan akibat perilaku mengemudi ugal-ugalan sopir angkutan.
Yoga Adiwinarto, Direktur Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia menilai berulangnya kasus seperti ini ditengarai akibat masih diberlakukannya sistem setoran.
Sistem setoran yang dianggap membuat sesama sopir terpaksa harus berebut penumpang. Imbasnya tentu ke perilaku mengemudi yang tidak aman.
Menurutnya, pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah saatnya mereformasi total sistem angkutan umum di ibu kota.
(BACA JUGA : Enggak Lama Lagi Kehadiran Metro Mini Akan Punah Dan Akan Diganti Dengan Bus Model Ini)
Ada beberapa cara yang dinilainya perlu dilakukan, yang pertama adalah integrasi pembayaran.
Cara ini dianggap paling memungkinkan untuk dilakukan karena Pemprov DKI di bawah rezim yang baru punya program transportasi yang belum lama ini diperkenalkan ke publik, yakni One Karcis One Trip atau OK-OTRIP.
Jika menggunakan sistem ini seluruh angkutan di Jakarta akan diintegrasikan ke dalam satu pembayaran, sehingga sopir bisa menerima gaji.
Nantinya para pengusaha transportasi akan menerima subsidi dari pemerintah, pengusaha angkutan yang menerima subsidi wajib memenuhi standar angkutan yang aman dan nyaman.
"Upgrade armada yang lebih modern dan aman, kontrak pengemudi dan pengusaha yang lebih ketat," ujar Yoga Adiwinarto, Selasa (26/12/2017).
(BACA JUGA: Penyebar Videonya Menyesal, Dua Cowok Mesra di Motor Ternyata Kakak Adik)
"Bukan lagi model izin trayek seperti sekarang," lanjutnya.
Bila cara ini sudah dilakukan, maka Pemprov DKI harus mengakuisisi trayek, sehingga trayek ditentukan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan diatur langsung oleh pemerintah.
Pasalnya saat ini pemerintah masih membiarkan pengusaha menentukan sendiri trayeknya.