Maka dari itu, tahun 1920-an pabrik kendaraan di Jerman mulai menciptakan lonceng dan peluit uap.
Lonceng tersebut dipasangkan pada kendaraan produksi mereka dan berfungsi sebagai tanda untuk berbelok.
Jika lonceng berbunyi sekali, tandanya mobil akan berbelok ke kanan.
Jika lonceng berbunyi dua kali, berarti mobil akan berbelok ke kiri.
Namun ternyata, penggunaan lonceng sebagai tanda belok ini pun tidak efektif karena ramainya aktivitas lalu lintas.
(BACA JUGA: Wow, Pembalap Superbike Lebih Cepat dari Pembalap MotoGP di Tes Jerez)
Bunyi lonceng justru membingungkan pengguna mobil lainnya karena bersahut sahutan.
Oleh karena itu, bunyi lonceng menjadi tidak jelas.