(BACA JUGA: Jangan Ditiru, Ini Kesalahan Fatal Yang Kerap Dilakukan Pengendara Saat Macet)
Berthold Horn, seorang ilmuwan komputer MIT, juga memiliki pendapat yang sama dengan Seibold.
"Cobalah mengemudi sehingga Anda berada di posisi tengah antara mobil di depan dan di belakang Anda. Hal ini akan membantu Anda menghindari pengereman mendadak bila memungkinkan," katanya dikutip dari Vox.
Meski demikian, Seibold juga mengingatkan bahwa perilaku mengemudi tersebut tidak serta merta langsung menghilangkan kemacetan hantu.
Apabila jumlah kendaraan sudah terlalu, kemacetan hantu akan tetap terbentuk walaupun para pengemudi telah mengantisipasinya.
(BACA JUGA: Bukan Cuma Jalanan Jakarta, Baut Roda Juga Bisa Macet. Ini Penyebabnya)
Solusi yang lebih inovatif, kata Seibold, adalah mencontoh peraturan batas kecepatan yang telah digunakan di beberapa daerah di Amerika Serikat.
Peraturan ini bisa secara efektif mengurangi kemacetan saat hendak masuk ke area padat lalu lintas, dan memecah gelombang kemacetan hantu.
Pada akhirnya, Seibold menemukan bahwa solusi yang paling komprehensif di masa depan adalah mobil pintar (self-driving).
Alasannya, teknologi mobil tersebut lebih bisa mengendalikan kecepatan mereka dan mengakses data mengenai kecepatan lalu lintas di jalan, sehingga lebih efektif dalam mengantisipasi kemacetan daripada manusia.
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul: Matematika di Balik Kemacetan Tanpa Alasan yang Sering Anda Alami