GridOto.com–EGR (Exhaust Gas Recirculation) bukanlah komponen mobil yang tanpa masalah.
EGR digunakan untuk mengurangi emisi gas buang dari mesin.
Seiring waktu, pada katup EGR sering ditemukan tumpukan kerak atau jelaga.
Hal ini membuat performa mesin menurun dan sering jadi keluhan para pemilik mobil.
“EGR lama kelamaan tentu akan kotor, kualitas solar yang buruk akan menimbulkan jelaga pada pipa dan katup EGR sehingga performa mesin menurun,” ungkap Iwan Abdurahman, Workshop Departmen Head PT Toyota Astra Motor, Sunter, Jakarta Utara.
Untuk menjaga fungsi EGR tetap prima utamanya adalah dengan membersihkan EGR valve dan pipanya secara rutin.
(BACA JUGA: Biaya Servis Berkala Toyota Fortuner Diesel Di Jakarta Terbaru)
“Untuk menjaga kebersihan pipa dan katup EGR bisa dilakukan tiap 10.000 km atau 6 bulan sekali, agar performa mesin tetap terjaga,” tutur Iwan.
Cara lainnya, dengan menekan pedal gas secara penuh saat berakselerasi.
“Atau bisa juga dengan menekan gas lebih dalam saat akselerasi, agar putaran mesin lebih tinggi dan mampu mendorong jelaga yang tersisa di saluran gas buang,” jelas Iwan.
Namun, ada yang memilih menutup saluran EGR dengan alasan tidak mau repot servis berkala.
“Jika Anda menutup saluran EGR, memang dapat meningkatkan performa mesin tapi konsekuensinya adalah kadar Nitrogen Oxida (NOx) jadi lebih tinggi dari kondisi standar,” ujar Iwan.
(BACA JUGA: Teknik Pengereman Mobil Yang Benar, Biar Enggak Menabrak Tiang Listrik)
Menurut Iwan, peningkatan tidak terlalu signifikan karena hanya terasa ketika akselerasi saja.
“Menutup saluran EGR, selain kadar NOx yang dikeluarkan di knalpot lebih tinggi, konsumsi BBM juga semakin boros,” kata Iwan lagi.
Jika rutin melakukan perawatan berkala, EGR sangat jarang ditemukan rusak.
“Untuk EGR sendiri sebenarnya jarang rusak, paling kalau bermasalah pada elektrikalnya atau sensor katup EGR,” imbuh Iwan.
Iwan pun mengatakan untuk penggantian sensor katup EGR Toyota Kijang Innova Diesel biayanya sekitar Rp 850 ribu-1 jutaan.