Penyebab Kerusakan Exhaust Gas Recirculation Atau EGR Pada Mobil

Dwi Wahyu R. - Senin, 20 November 2017 | 17:00 WIB

Exhaust Gas Recirculation (EGR) di mesin diesel Mercedes-Benz (Dwi Wahyu R. - )

“Atau bisa juga dengan menekan gas lebih dalam saat akselerasi, agar putaran mesin lebih tinggi dan mampu mendorong jelaga yang tersisa di saluran gas buang,” jelas Iwan.

Namun, ada yang memilih menutup saluran EGR dengan alasan tidak mau repot servis berkala.

“Jika Anda menutup saluran EGR, memang dapat meningkatkan performa mesin tapi konsekuensinya adalah kadar Nitrogen Oxida (NOx) jadi lebih tinggi dari kondisi standar,” ujar Iwan.

(BACA JUGA: Teknik Pengereman Mobil Yang Benar, Biar Enggak Menabrak Tiang Listrik)

Menurut Iwan, peningkatan tidak terlalu signifikan karena hanya terasa ketika akselerasi saja.

“Menutup saluran EGR, selain kadar NOx yang dikeluarkan di knalpot lebih tinggi, konsumsi BBM juga semakin boros,” kata Iwan lagi.

Jika rutin melakukan perawatan berkala, EGR sangat jarang ditemukan rusak.

“Untuk EGR sendiri sebenarnya jarang rusak, paling kalau bermasalah pada elektrikalnya atau sensor katup EGR,” imbuh Iwan.

Iwan pun mengatakan untuk penggantian sensor katup EGR Toyota Kijang Innova Diesel biayanya sekitar Rp 850 ribu-1 jutaan.