"Sebelum saya kerja di ojek online ini saya sudah diajarkan sama teman-teman kalau mengemudi nanti harus apa, harus bagaimana, bahkan aturan-aturan lalu lintas terutama di Jakarta sudah saya pelajari, contohnya seperti aturan ganjil genap, tidak boleh lewat jalur tertentu, dan lain-lain."
"Saya memang perempuan dan berasal dari daerah, tapi saya mau belajar dan sudah hafal kondisi jalanan Jakarta sekarang," jawabnya.
Kalau begitu, apa harapannya untuk customer ojek online selanjutnya?
"Ya jangan cancel hanya karena saya perempuan, dan kalau bisa jangan marah-marah ketika naik ojek online, pernah beberapa kali saya kena marah penumpang karena dari awal dia sudah mengeluh 'yah drivernya cewek, takut saya mbak' lalu penumpang ini komentar terus sepanjang perjalanan, itu bisa bikin grogi driver lho waktu mengemudi."
"Tapi itu dulu, sekarang tipe penumpang seperti itu sudah sangat berkurang, saya berharap saja agar rezeki saya lancar, sama-sama cari uang halal ya saling menghargailah," tutupnya.
Tuh guys, jangan cancel karena alasan drivernya wanita ya, karena baik atau buruknya kemampuan mengemudi tidak selalu ditentukan gender, setuju?