GridOto.com - Shelby Patriot, Daihatsu Zebra dengan bodi jip buatan Rengasdengklok.
Sudah kenal belum sama Shelby Patriot? Kalau belum baca terus artikel ini ya.
Oh ya, Shelby ini enggak ada kaitannya dengan Shelby American Inc. yang didirikan sama Caroll Shelby di Amerika Serikat ya.
Shelby ini merupakan nama sebuah perusahaan karoseri di Indonesia pada tahun 1990-an.
Shelby Patriot merupakan jip yang pertama kali dipasarkan di Indonesia oleh perusahaan karoseri PT Anugerah Shelby Perkasa pada 1992.
Baca Juga: Shelby Mustang Bertabur Emas Ini Tembus 900 DK, Tapi Gak Bisa Dibeli
Perancang sekaligus pemilik perusahaan karoseri yang dulunya berada di Rengasdengklok ini adalah Rahman Syarif.
Untuk sasis dan mesin menggunakan Daihatsu Zebra 1.300 cc 16 katup.
Mesin ini mampu membangkitkan tenaga 72 dk pada 6.000 rpm.
Karena pakai sasis dan mesin Daihatsu Zebra, menghasilkan satu keunikan di mobil ini.
Jadi meski punya hidung, tapi mesinnya dipasang di tengah, tersembunyi
di bawah bagasi dan tempat duduk depan.
Baca Juga: Sangarnya Ford Mustang Shelby GT500KR, Hadiah Ulang Tahun Shelby Ke-60
Ini membuat orang yang belum tahu akan tertipu bila membuka kap depan.
Kalau bodinya dibuat menggunakan serat gelas atau fiberglass yang nama resminya Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP).
Bahan ini punya beberapa keunggulan, ringan, mudah dibentuk, dan tahan karat.
Di Eropa, mobil-mobil sport mewah sudah banyak menggunakan bahan GFRP ini.
Oh ya, dalam membuat bodi atau cetakan GFRP ini dibuat oleh narapidana atau napi yang mengikuti program rehabilitasi.
Baca Juga: Video Kisah Hebat dan Pilu Ford Mustang GT500 Shelby Eleanor Terbakar
Berdasar liputan Tabloid Otomotif pada Juni 1992, ada sekitar 36 napi yang membuat bodi fiberglass dari Shelby Patriot ini.
Pada tahun 1992, PT Anugerah Shelby Perkasa menjual Shelby Patriot dengan harga Rp 19,5 juta on-the road DKI Jakarta.
Sayangnya, mobil ini tidak laku sehingga populasinya sangat sedikit di Indonesia.
Hayo, siapa di sini yang sudah pernah ketemu sama Shelby Patriot ini?
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR