Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Fenomena di Gunung Kidul, Pemotor Terpaksa Pakai Jas Hujan Meski Panas Terik

Irsyaad W - Selasa, 19 November 2024 | 15:00 WIB
Rekaman video kondisi jalan di Gunungkidul, Yogyakarta yang tengah diserang ulat pohon jati, hingga beberapa pengendara motor memakai jas hujan meski panas terik
Kolase GridOto-IG/@wisatadiyogyakarta
Rekaman video kondisi jalan di Gunungkidul, Yogyakarta yang tengah diserang ulat pohon jati, hingga beberapa pengendara motor memakai jas hujan meski panas terik

GridOto.com - Berniat motoran ke daerah Gunungkidul, Yogyakarta akhir-akhir ini baiknya pakai jas hujan.

Pakai saja meski panas terik biar gak geli dan merinding.

Lantaran belakangan ini, wilayah Gunungkidul tengah diserang ulat pohon jati yang bergelantungan di jalan.

Buat yang belum terbiasa pasti akan merasa geli dan takut. Oleh itu ada saran pakailah jas hujan untuk melindungi tubuh.

Contohnya seperti video unggahan akun Instagram @wisatadiyogyakarta, (18/11/24).

"Yang takut sama ulat sebaiknya siapkan APD. Soalnya lagi musimnya Ulet Jati di Gunungkidul nih Sobat Wisata," keterangan video tersebut.

Dalam video, seorang pemotor merekam pengendara wanita lain di depannya memakai jas hujan meski tidak hujan.

Baca Juga: Parkir Mobil di Bawah Pohon Waspadai Hewan Ini, Kotorannya Berbahaya

Dalam lingkaran merah, ulat pohon jati menempel di jaket pengendara motor
IG/@wisatadiyogyakarta
Dalam lingkaran merah, ulat pohon jati menempel di jaket pengendara motor

Sedangkan dirinya sendiri merasa pasrah, karena di jaketnya banyak menempel ulat pohon jati.

"Uler e akeh...sing bener ngene ki (ulatnya banyak....yang benar seperti ini)," ucap si perekam sambil menujukan pengendara wanita memakai jas hujan.

"Wis pasrah ki...aku wes pasrah kang (Udah pasrah ini....aku udah pasrah mas)," lanjut si perekam menunjukan tubuhnya yang ditempeli ulat pohon jati di jaket dan bajunya.

Melansir Kompas.com, Ahli entomologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Hari Purwanto mengatakan, saat ini memang sedang bermunculan ulat jati di Gunungkidul.

Seperti namanya, ulat-ulat ini hidup di daun-daun pohon jati sebagai sumber makanannya.

Kondisi tersebut didukung pula dengan banyaknya pohon jati di Gunungkidul.

"Iya. Begitu daun jati sudah rimbun, muncul ulat ini," kata Hari, (18/11/24).

Baca Juga: Kendaraan Rusak Akibat Ditabrak Hewan, Apa Bisa Diklaim Asuransi?

Bodi depan Toyota Vios ditempeli banyak ulat pohon jati di saat melintas di wilayah Gunungkidul, Yogyakarta
X (Twitter)
Bodi depan Toyota Vios ditempeli banyak ulat pohon jati di saat melintas di wilayah Gunungkidul, Yogyakarta

Pohon jati diketahui mempunyai kemampuan meranggas atau menggugurkan daun-daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan air.

Kemudian, dedaunan pohon jati akan bermunculan kembali ketika memasuki musim hujan seperti saat ini.

"Betul. Jadi tak hanya di Gunungkidul, daerah yang banyak pohon jatinya, akan mudah ditemukan ulat jati," ungkap Hari.

Sementara liur dari ulat jati ini dapat meninggalkan noda pada pakaian yang cukup sulit untuk dihilangkan.

Hari menerangkan, ulat ini nantinya akan berubah menjadi kupu-kupu berjenis Hyblaea puera yang mempunyai warna indah di sayapnya.

"Kalau di satu tempat makanannya habis, dia kemudian akan berpindah cari makan (ke tempat lain)," ucap dia.

Ketika saatnya memasuki fase pupa, ulat jati ini akan jatuh ke tanah dan untuk menjadi kepompong di sana.

Baca Juga: Awalnya Dikira Halu, Pemilik Honda Vario Ini Kaget Ada Hewan Ngumpet di Cover Depannya

Hari menjelaskan, ulat jati mempunyai siklus hidup yang berawal dari telur. Setelah itu, berubah menjadi ulat seperti yang terjadi saat ini.

"Kemudian pupa atau kepompong, lalu kupu-kupu," ujar dia.

Lebih lanjut, Hari menyampaikan bahwa ulat jati yang sedang banyak di Gunungkidul itu tidak berbahaya bagi manusia.

"Ulat jati tidak berbahaya, tidak bikin gatal," tuturnya.

Bahkan, menurutnya, banyak masyarakat Gunungkidul yang mencari kepompong atau pupa ulat jati untuk dijadikan olahan makanan.

Dikutip dari Kompas.com, (18/11/24), kepompong ulat jati ini disebut sebagai ungkrung oleh masyarakat Gunungkidul.

Ungkrung ulat jati umumnya berbentuk lonjong dengan warna beragam seperti merah atau oranye dan memiliki ukuran sekelingking bayi.

Baca Juga: Tabrak Hewan Ternak di Jalan Tol Siapa yang Salah, Begini Aturannya

Cara pengolahan ungkrung ulat jati ini pun terbilang sederhana, yakni digoreng dengan ditambahkan bawang putih, garam, dan sedikit penyedap rasa.

Masyarakat setempat biasanya memulai pencarian ungkrung ulat jati yang kaya akan protein ini sejak pagi, terutama setelah subuh.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh YOGYAKARTA (@wisatadiyogyakarta)

Editor : Panji Nugraha

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

Kompetisi Berakhir, Ini yang Terjadi pada Motor Bekas MotoGP 2024

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa