GridOto.com - Baru-baru ini sedang ramai kabar Jeep Wrangler dinas eks Bupati Karanganyar yang dulu dibeli pakai APBD Rp 2,1 miliar tahun 2019 berakhir dilelang.
Terlepas dari harga mobil yang fantastis tersebut, mobil satu ini memang layak jadi perbincangan.
Desain gagah dan kekar memang menjadi ciri khas Jeep Wrangler.
Namun perlu dicatat Jeep Wrangler banyak disebut sebagai Jeep Rubicon yang belum tentu tipenya Rubicon.
Salah satu showroom spesialis Jeep Wrangler bekas Arsha Auto X Pirsha Auto Gallery di Bursa Otomotif Sunter (BOS), Jakarta yang kami kunjungi ini memang banyak menjual Jeep Wrangler bekas mulai dari generasi JK dan generasi JL.
Jeep Wrangler saat ini sudah masuk generasi kelima, generasi keempatnya dengan kode bodi JK atau disebut Jeep Wrangler JK diproduksi mulai dari 2006-2017.
Barulah pada tahun 2018, Jeep Wrangler generasi kelima dengan kode bodi JL atau disebut Jeep Wrangler JP diluncurkan dan barunya masih dijual sampai saat ini.
"Jeep Wrangler JL fitur sudah modern, instrumen sudah digitallisasi, sudah ada sensor depan, kamera parkir belakang, start stop button, yang terbaru 2022 sudah ada kamera depan, sedangkan generasi JK itu enggak ada fitur itu," ujar Pria yang akrab disapa Adit ini.
Masih kata Adit, penyebutan nama Jeep Wrangler baik generasi JK dan JL banyak yang memanggilnya dengan nama Jeep Rubicon, padahal enggak semua Jeep Wrangler itu Rubicon.
Adit menjelaskan baik Jeep Wrangler generasi JK maupun JL memiliki beberapa tipe dan varian, mulai dari tipe Sport sebagai tipe terendahnya, kemudian tipe Sahara sebagai tipe menengah, dan tipe Rubicon sebagai tipe tertingginya.
Baca Juga: Enggak Pernah Laku, Jeep Mario Dandy Kini Diobral Jauh dari Harga Pasaran
"Cara membedakannya paling gampang bisa dilihat dari stiker, di bagian samping ada stiker tulisan Sport, Sahara dan Rubicon, tapi banyak orang yang membeli stiker Rubicon, di dealer bisa beli stiker tulisan Rubicon cuma Rp 300 ribu," ujar Adit disitat GridOto.
"Jadi cara membedakan yang paling gampang tipe Sahara, kalau tipe Sahara semuanya full bodi, misal warna putih, itu di fender di atas ban dan bodi atas belakang sewarna bodi, tapi kalau tipe Sport dan dan Rubicon itu bahan plastik hitam," lanjut Adit.
"Kalau tipe Sport joknya masih bludru, sedangkan di tipe Sahara dan Rubicon sudah jok kulit, peleknya juga beda tipe Sport masih model single tone," tambah Adit showroom spesialis Jeep Wrangler bekas Arsha Auto X Prisha Auto Gallery.
Ciri yang paling membedakan, khusus di varian tertingginya yaitu Rubicon, baik generasi JK dan JL sudah dilengkapi fitur Sway Bar dan Axle lock, sedangkan tipe bawahnya yaitu Sport dan Sahara tidak ada fitur tersebut.
Sway bar fungsinya untuk menjaga level kedua sisi roda memiliki ketinggian yang sama dan menjaga rigiditas torsional kaki-kaki bagian bawah tetap sama.
Sedangkan axle lock mampu mendeteksi selip pada roda dan menyalurkan torsi lebih besar ke roda lainnya guna mengatasi selip dan menjaga traksi optimum.
"Jadi fitur sway bar dan axle lock ini diaktifkan secara elektrik yang cuma ada di Rubicon saja," tambah Adit.
Lanjut ke dapur pacunya, kapasitas mesin Jeep Wrangler masih kata Adit memiliki kapasitas yang berbeda-beda tergantung masa produksinya.
"Kalau mesinnya Wrangler JK tahun 2008-2011 itu 3.800 cc, kalau tahun 2012-2014 itu 3.600 cc, yang keluaran 2015 ke atas sampai 2017 sudah 3.000 cc, tapi semunya belum turbo," jelas Adit.
"Barulah masuk generasi JL di 2018 akhir, mesinnya mengecil jadi 2.000 cc tapi pakai turbo," tutup Adit dari showroom spesialis Jeep Wrangler bekas Arsha Auto X Prisha Auto Gallery di Bursa Otomotif Sunter (BOS), Jakarta.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR