GridOto.com - Kecelakaan maut di Tol Cipularang KM 92 yang terjadi pada Senin (11/11/2024) mengakibatkan 1 korban meninggal dunia dan 27 luka-luka.
Tercatat korban yang harus kehilangan nyawanya dalam peristiwa tersebut adalah seorang anak berusia 13 tahun bernama Amanda Marisa.
Sonia Aprilia, kakak korban mengaku terkejut usai melihat kondisi tubuh adiknya.
Alasannya karena tubuh adiknya itu tak banyak mengalami luka parah.
Ia mengaku hanya melihat luka goresan di punggung belakang Amanda Marisa.
"Luka badan dari depan enggak ada. Cuma kalau dari belakang di bagian punggung ada luka goresan kaca mungkin sedikit. Tapi enggak terlalu parah juga sebenarnya. Bersih kok dia dari atas sampai bawah enggak ada luka parah," ungkap Sonia Aprilia, kakak korban tewas Amanda Marisa, dikutip dari TribunBogor.com (13/11/2024).
Karena hal itu, Sonia pun heran dengan penyebab adiknya tewas meski tak tampak mengalami luka parah.
Meski begitu pihak rumah sakit memberikan penjelasan terkait penyebab kematian Amanda Marisa dalam kecelakaan maut di Tol Cipularang tersebut.
Baca Juga: Merinding, Ini Sebab KM 90-100 Tol Cipularang Angker Jadi Langganan Kecelakaan Hebat
Menurut pihak rumah sakit, Amanda disinyalir tewas lantaran terbentur sangat keras tertumpuk koran dari truk yang menghantam mobil yang dinaikinya.
Akibat kejadian itulah, korban tewas Amanda mengalami pecah pembuluh darah di kepala.
Sonia Aprilia (22) kakak korban, menduga adiknya itu sempat melindungi balita berinisial NA (2), putri dari KE (27) yang merupakan majikan ibu korban.
Diketahui, kini jenazah Amanda Marisa, korban tewas kecelakaan beruntun di Tol Cipularang itu pun sudah dimakamkan pihak keluarga.
Keluarga pun terpukul atas kepergian tak terduga dialami Amanda.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Amanda Marisa ternyata sempat memiliki permintaan terakhir.
Amanda sempat merengek ke ayah kandungnya.
Saat itu Amanda minta dibelikan es krim ke ayah kandung.
"Sebelum berangkat ke Bandung sempat minta beliin eskrim McD ke bapaknya," ujar Dedi.
Siapa sangka ungkapannya itu menjadi permintaan terakhirnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR