Gridoto.com - Percaya atau tidak? Pengembangan mesin Yamaha Mio J ternyata lebih lama dari YZR-M1 yang dipakai Yamaha di MotoGP.
Hal ini disampaikan langsung oleh pihak Yamaha saat acara peluncuran Yamaha Mio J pada awal tahun 2012 lalu.
"Ini teknologi injeksi dari MotoGP yang pertama kali diterapkan di motor (matic) massal. Indonesia pertama di dunia," ujar Dynonisius Beti, Presiden Direktur PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing saat acara peluncuran Mio J dulu.
Menurut Dyon, pengembangan teknologi injeksi pada mesin Mio J ini bahkan lebih lama dibandingkan pengembangan sistem injeksi di YZR-M1.
"Untuk mengembangkan sistem injeksi di Mio J butuh waktu sampai dua tahunan. Sementara M1, pengembangan injeksinya kurang dari satu tahun," tambahnya.
Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Ternyata Ini Arti Huruf J di Motor Yamaha Mio J
Tentu ada alasan kenapa pengembangan Yamaha Mixture JET Fuel Injction (YMJET-FI) di Mio J ini bisa lebih memakan waktu.
Hal paling utama, karena Mio J ini akan dijual sebagai motor harian, yang dipakai lebih lama dibandingkan motor MotoGP.
Karena dipakai harian dengan kondisi yang sangat beragam, pengembangannya juga harus mempertimbangkan daya tahan.
Selain itu, hal yang membuat pengembangannya menjadi lama karena teknologi injeksi di Mio J harus dibuat sesimpel mungkin.
Teknologi yang simpel ini akan membuat perawatannya menjadi lebih muda.
Baca Juga: Trik Andalan Mekanik Ini Ampuh Bikin Akselerasi Yamaha Mio Lebih Gesit
Sebab, sebagai motor yang dijual massal motor ini harus bisa dirawat oleh mekanik biasa.
Beda dengan motor MotoGP yang semua perawatannya dipegang oleh mekanik-mekanik ahli pilihan.
Nah, alasan terakhirnya yang sangat penting karena sistem injeksi di Mio J harus memiliki harga yang terjangkau.
Dengan berbagai tantangan tadi, maka tidak heran kalau pengembangan sistem injeksi pada motor matic Yamaha pertama yang pakai teknologi injeksi ini jadi lebih lama dari motor MotoGP.
Kalau sekarang, teknologi injeksi sudah sangat lumrah, bahkan hampir semua motor baru yang dijual sekarang sudah pakai teknologi injeksi.
Ternyata itu alasannya.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR