GridOto.com - Meski dirancang dan digarap di dalam negeri, diakui sebagian komponen MV3 Garuda masih didatangkan dari luar.
Seperti mesin dan transmisi yang masih harus didatangkan dari mitra strategis internasional.
Direktur Teknologi & Pengembangan PT Pindad Sigit P Santosa menyatakan, pengembangan MV3 Garuda melibatkan tahapan panjang, mulai dari desain, pengembangan produk, hingga validasi dan sertifikasi.
“Komponen lokal merupakan prioritas kami, tetapi untuk beberapa komponen yang belum tersedia di dalam negeri seperti mesin dan transmisi, kami bekerja sama dengan mitra global. Ini adalah hal yang biasa dalam industri otomotif,” ujar Sigit dalam keterangan tertulisnya, disitat Kompas.com (10/11/2024).
Meski begitu, keputusan ini menjadi terobosan baru dari sebelumnya, di mana mobil dinas atau operasional menteri dan pejabat negara selalu menggunakan produk impor.
Lebih jauh, Sigit menjelaskan proses produksi MV3 Garuda dimulai dengan penyusunan spesifikasi teknis yang dituangkan dalam dokumen System Requirement Specification (SRS) dan Test & Evaluation Master Plan.
Setelah itu, tim engineering Pindad mengembangkan desain mulai dari sketsa konseptual hingga desain rekayasa yang mencakup berbagai aspek, seperti performa kendaraan, desain eksterior dan interior, serta pemilihan material yang sesuai dengan regulasi dan kebutuhan pengguna.
Setelah tahapan desain, dilanjut dengan proses Manufacturing & Assembly untuk memvalidasi hasil desain.
Pembuatan dies untuk komponen utama seperti bodi, pintu, fender, dan berbagai komponen pelengkap lainnya juga menjadi langkah awal.
Baca Juga: Pemerintah Pesan 10 Ribu Maung ke PT Pindad, Target 100 Hari Selesai Sebanyak Ini
Komponen-komponen tersebut kemudian dirakit melalui proses body welding, diikuti dengan pengecatan dan perakitan akhir di area trimming.
Kemudian, kendaraan menjalani proses Quality Control, uji fungsi, dan sertifikasi untuk memastikan performa sesuai standar.
Sebelumnya, Istana Kepresidenan telah mengonfirmasi bahwa Presiden Prabowo Subianto memerintahkan seluruh anggota kabinet untuk menggunakan mobil Maung sebagai kendaraan dinas.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, yang menyatakan bahwa arahan tersebut diberikan pada saat retret kabinet di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.
Sementara Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengungkapkan, mulai pekan depan, mobil Maung akan digunakan anggota Kabinet Merah Putih.
Keputusan terkait diambil sebagai bagian dari upaya mengurangi ketergantungan pada barang impor, dengan 70 persen komponen Maung merupakan produk dalam negeri.
"Minggu depan saya akan pakai mobil Maung. Karena Pak Prabowo sudah bilang, tidak ada lagi barang impor untuk mobil eselon I dan menteri," ujar Anggito.
Langkah ini menunjukkan dukungan kuat terhadap pengembangan industri otomotif dalam negeri, sekaligus mempercepat adopsi kendaraan buatan lokal di tingkat pemerintahan.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR